Jumat, 25 Oktober 2013

Ketika Kajian Islam Membosankan

Catatan Unknown pada 12:51 AM
Saudaraku, lihatlah pada langit. Biru membentang, tergumpal awan-awan. Burung-burung senja terbang bergerombol, menyilang di bawah cerah. Di suatu sudut mentari bersinar, menyongsong pagi dan petang. Terkadang pelangi membentang, menghantar mata pada perbukamun. Hijau, coklat, sungguh warna-warna alam menyegarkan pandangan.

Bagaimana jika Allah bilang, "Aku bosan"???

Saudaraku, kini pejamkanlah mata. Hiruplah udara segar, hmm... oksigen memenuhi paru. Memberi kehidupan, memberi kesehatan. Jauh didalam raga yang cantik itu, organ-organ beregulasi, melaksanakan tugas masing-masing. Jantung dengan detaknya, syaraf dengan pekanya, lambung dengan asamnya, otak dengan lobusnya. Bahkan ketika setitik bakteri jahat masuk, telah siap seluruh kesatuan imunitas menghadang. Ya, kamu hidup, beraktivitas, dengan semua organ ciptaan-Nya

Lalu, bagaimana jika Allah bilang, "Aku bosan"???
Saudaraku, kini lihatlah kesempurnaan penciptaan kamu. Dua mata, dua telinga, hidung, mulut, tangan, kaki. Masih bisa kamu melihat, masih bisa kamu mendengar, masih bisa kamu mencium, masih bisa kamu bicara, masih bisa kamu meraba, masih bisa kamu berjalan. Hidung diciptakan dengan lobangnya di bawah, bukan diatas, sehingga jika hujan turun tidak masuk airnya ke paru-paru.

Lalu, bagaimana jika Allah bilang, "Aku bosan"???

Saudaraku, kini lihat keharmonisan keluargamu, tingginya pendidikanmu, keceradasan otakmu, banyaknya uangmu, mempesonanya dirimu. Hey, ingat, itu semua bukan milikmu. Ada yang menitipkannya padamu.

Lalu, bagaimana jika Allah bilang, "Aku bosan"???

Saudaraku, Allah lah yang menciptakanmu, keluargamu, lingkunganmu, meberimu apa-apa yang kamu butuhkan, menyempurnakan penciptaanmu, dan mengurusimu.

Lalu, bagaimana jika Allah bilang, "Aku bosan"???

Hey,, kini, bagaimana jika kamu yang bilang, "Aku bosan"?

Tidak, bukan bosan sholat, bukan bosan puasa, bukan bosan mengaji. Aku tahu kamu ahli ibadah.

Tapi bosan pada majlis-majlis ilmu-Nya.

Kamu bilang, "Aku bosan" ketika mendengar ceramah di masjid. Kamu bilang, "Monoton, tidak seru. Ustadznya kaku, kenapa ustadznya tidak cari cara lain yang lebih kreatif sehingga ceramahnya jadi menyenangkan".

Lalu, bagaimana jika Allah bilang, "Aku bosan dengan ibadah-ibadahmu. Monoton, hanya sholat dan mengaji, tidak seru. kenapa kamu tidak cari cara lain yang lebih kreatif untuk berdakwah atau sekedar menghias diri dengan pakaian syar'i"

Kamu bilang, "Aku bosan dengan kegiatan-kegiatan islami di kampus. Kaku, tidak menarik."


Lalu, bagaimana jika Allah bilang, "Aku bosan dengan puasa-puasamu. Kaku, tidak menarik, kenapa tidak pergi perang saja biar lebih kece"

Saudaraku, aku ingin kamu tahu, Islam itu bukan sekedar masalah ibadah, tapi jauh lebih luas dari pada itu. Bahkan setiap sendi kehidupan terdapat solusinya dalam Islam. Lantas, sudahkah kamu benar-benar paham fiqh ini fiqh itu sementara apa yang akan dibahas ketika seseorang menyebutkan kata "fiqh" saja kamu belum tahu. Tapi kamu bilang kamu bosan mendengarkan kajian fiqh. Yakinkah kamu jika seluruh ibadah yang kamu lakukan sudah benar pengerjaannya?

Saudaraku, ketika ditanya siapa idolamu, kamu akan jawab, "Muhammad" tapi kamu bahkan tak tahu cerita 'Fathul Makkah'. Kamu bilang mau membaca buku siroh yang tebal sekali itu tapi mendengar cerita nabi dalam ceramah kamu bilang kamu bosan. Benarkah sekiranya Muhammad yang kamu idolakan?

Saudaraku, kamu bilang aqidahmu sudah sangat lurus, tapi sesekali buka majalah remaja masih kamu baca zodiak dan ramalan. Hey, kata syirik dan iri saja kamu sering terbalik menyebutkannya. Sudahkah kamu paham tentang ruqyah, tamimah, tiwalah, aaah... Artinya saja kamu belum paham. Tapi kamu bilang kamu bosan mendengar bahasan aqidah. Dimana letak penghambaan pada-Nya?

Saudaraku, ilmu Islam itu luas. Tak hanya bercakal sholat, mengaji ataupun puasa. Pantaskah kamu mengaku Islam jika yang kamu pahami tentang Islam hanya segelintir saja? Apalagi bilang BOSAN.

Saudaraku, majlis-majlis ilmu itu, ceramah, mentoring, seminar dan talkshow, tak lain dan tak bukan adalah media dimana kita dapat meraih satu per satu luasnya Islam, agama Allah. Disanalah kita dipertemukan dengan ustadz yang ahli, yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kita. Tidak cukup dengan membaca buku saja, jika kita salah paham membacanya, tidak ada yang akan membenarkan. Apalagi baca dari internet??? Entah berapa persen tingkat akurasinya.

Saudaraku, aku, yang mencintaimu karena Allah, ingin mengajakmu bersamaku, menghadiri majlis-majlis ilmu itu. Marilah kita tingkatkan pemahaman kita pada agama yang telah kita genggam sejak lahir ini. Marilah kita wujudkan rasa syukur kita atas nikmat yang telah dikaruniai Allah kepada kita selama ini.

Jangan, jangan lagi bilang bosan, saudaraku. Jangan sampai Allah mendengarmu bilang bosan menghadiri majlis ilmu yang membahas satu-satunya agama yang telah disempurnakan-Nya. Jangan sampai Allah tahu bahwa dirimu bosan menghadiri majlis-Nya.

Saudaraku, aku tak ingin kamu tersinggung dengan bait kataku, aku minta maaf jika memang kamu lebih sibuk pada duniamu. Aku hanya ingin kamu merasakan nikmatnya ketika pemahaman kita tentang agama ini bertambah biar perlahan. Ya, sungguh indah ketika kita sama-sama merasakannya hingga iman menyatukan kita dalam ukhuwah.

Akupun sering menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti diatas pada diriku sendiri, saudaraku. Aku juga sering merasa jenuh, tapi rasa itu harus dilawan. Dilawan dengan kuat.

Aku juga tidak sekaliber ustadz-ustadz lulusan Timur Tengah itu. Islam pun kukenal lebih banyak dari majlis-majlis ilmu. Namun aku ingin kamu tahu, sungguh jauh lebih tenang hati ini jika kita beribadah setelah tahu dasar hukumnya, cara mengerjakannya yang benar, sunnah-sunnahnya, dan banyaaaakkk lagi. Dan itu akan kita dapatkan dari majlis ilmu, saudaraku.

Bukan karena apa-apa saudaraku, tulisan ini kuketik, sebab aku mencintaimu karena Allah....

Padang, 25 Oktober 2013

*Teruntuk teman-teman yang kusayangi, yang masih enggan menghadiri majlis-majlis ilmu, yang pernah berujar padaku, “Aku bosan kalau dengar ceramah”.










0 komentar:

Posting Komentar

 

Se-kepinghati | Powered by Blogger
Blogged by Intan Evrt | Blogger Template by Se-kepinghati Corporation