*Sebuah cerpen
Aku tak pernah tahu berapa banyak kini yang mereka percayakan padaku. Yang kurasakan, tiap aku bicara, tiap aku memimpin, aku menjadi orang paling lemah diantara semua yang ada. Aku merasa rapuh, seakan-akan aku adalah pilihan yang salah. Aku merasa tak pantas ada disana dan ingin hilang saja ditelan bumi. Aku takut mengambil keputusan, aku takut membuat gebrakan besar, aku seperti onggok daging yang siap dihina karena kesalahan.
Ya, aku pengecut.
Pengecut yang tak tahu diri dan berani berdiri di depan. Dan benar-benar tanpa persiapan.
Andai mereka tahu, aku hanya debu yang peduli pada diriku sendiri. Aku hanya orang yang mebayangkan suatu hari aku bisa menjadi terkenal. Aku hanya manusia dengan pikiran sempit yang mempunyai mimpi untuk diriku sendiri. Aku tak pernah peduli pada yang lain. Pada temanku, apalagi umat. Dan kini, mereka menugasiku untuk memikirkan yang lain, memikirkan tangan-tangan kewenangan yang semena-mena, memikirkan jiwa yang tersudut di pojok nista, memikirkan kupu-kupu beterbangan yang tak tak tahu arah.
Adakah mereka mengerti, aku merasa minder. Minder pada orang-orang yang hatinya memang untuk umat. Minder pada orang-orang yang tulus bekerja untuk orang lain. Minder pada orang-orang yang niatnya semata-mata karena Allah.
Ya, aku rapuh...
Rapuh karena lemah, lemah karena aku begitu picik.
Aku ingin berteriak, "Jangan aku! Semua akan hancur karenaku." Tapi mereka bilang semua itu jadikan saja cambuk untukku.
Aah, benar-benar cambuk. Cambuk yang membuatku perih begitu perih. Cambuk yang melukai seluruh jiwaku. Cambuk yang menghukumku karena baru diawal, aku sudah melakukan KESALAHAN BESAR. Ya, aku tercambuk.
Kini apa? Aku sudah salah melangkah, aku sudah gagal merencanakan, aku benar-benar ingin hilang! Tak ingin ada yang melihatku berjalan. Aku tak mau terlihat oleh mereka yang jauh lebih kuat dari pada aku. Yang lebih pantas mengemban semua ini. Mereka yang lebih baik perencanaannya dan jauh dari kesalahan.
Aku menyesal, kenapa tidak dari awal aku menolahnya.
Aku pengecut!
0 komentar:
Posting Komentar