Jumat, 28 Desember 2012

Sesi 28

Catatan Unknown pada 11:57 PM 0 komentar




Minggu, 23 Desember 2012

Infanticide

Catatan Unknown pada 10:05 AM 0 komentar
Infanticide atau kita kenal juga dengan istilah PAS (Pembunuhan Anak Sendiri), merupakan kasus pembunuhan terhadap bayi baru lahir yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri. Dalam kasus infanticide ini, diberi keringanan hukuman dibandingkan kasus pembunuhan terhadap bayi yang diluar kategori infanticide. Hal ini disebabkan karena dalam infanticide, diduga adanyanya gangguan psikologis pada Sang Ibu, karena ibu masih labil atau takut ketahuan jika ia mempunyai anak. Penyebabnya sangat beragam. Bisa jadi karena Sang Ibu ditinggal suami saat mengandung, ibu korban perkosaan, atau kehamilan yang terjadi diluar nikah. Tentunya semua komplikasi yang dialami ibu sebelum dan selama kehamilan akan turut mempengaruhi psikologis ini. Karena itulah hal ini menjadi perhatian khusus dalam bidang kesehatan.


Nah, apakah semua kasus pembunuhan terhadap bayi ini tergolong infanticide? Tentunya tidak. Seperti yang dijabarkan diatas, ada unsur-unsur khusus yang menjadi syarat dari infanticide ini sendiri. Ada tiga unsur penting, yaitu:
  • Pelaku, tentunya yang melakukan ini haruslah ibu kandung korban sendiri tanpa adanya campur tangan orang lain.
  • Motif, harus murni karena terganggunya psikologis ibu
  • waktu, dilakukan segera setelah anak dilahirkan 

Untuk itu, perlu batasan-batasan sampai dimana suatu pembunuhan bayi itu disebut infanticide.

Pertama, pembunuhan. Sebelumnya, pembunuhan berarti mematikan orang yang sebelumnya hidup. Oleh karena itu perlu diketahui sebelumnya, apakah Si Bayi terlahir dalam keadaan hidup atau mati. Lahir dalam keadaan hidup berarti bayi sempat menghembuskan nafas. Artinya, ada tanda-tanda bernapas, refleks menangis, dan denyut jantung. Bila tanda-tanda tersebut tidak ada, dapat dikatakan bahwa bayi lahir mati. Namun, yang lebih ditekankan disini adalah pernapasan. Sementara denyut jantung yang menempati sistem kardiovaskular sudah bekerja sejak bayi dalam kandungan. 

Bayi yang lahir hidup dapat dibuktikan dengan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan luar dilakukan dengan melihat bentuk dada. Pada bayi hidup bentuk dada akan bulat seperti tong. Tali pusat akan lengket ke perut, dan warna kulit kemerahan.

Untuk pemeriksaan dalam, diperlukan insisi. Pada bayi, insisi dilakukan mulai dari perut agar terlihat letak diafragma. Keadaan hidup atau mati, dilihat dari adanya udara di paru-paru, lambung, usus, liang telinga tengah, dan juga adanya makanan dilambung. 

Ciri-ciri paru yang mengembang karena sempat bernapas antara lain:
  • Memenuhi rongga dada, menutupi sebagian jantung
  • Warna merah keunguan atau merah muda
  • Gambaran mozaik atau seperti marmer
  • Ujung bawah paru tumpul
  • Pada paru yang diraba, akan teraba derik udara
  • Pada pemotongan jaringan paru, bila dipencet, darah akan keluar bercampur buih
  • Terlihat penggelembungan alveoli pada pemeriksaan mikroskopik
  • Tes apung paru positif

Selain itu, tentunya diperlukan saksi yang pernah melihat bayi menangis, namun, seringkali saksi sulit didapatkan sehingga pemeriksaan lebih dibuktikan dengan visum.

Pembunuhan tentunya dilakukan dengan cara tertentu. Baik dengan kekerasan ataupun peracunan. Untuk itu, perlu dilihat adanya bekas pencekikan, penjeratan, pembekapan, dan penyumbatan. 

Kedua adalah umur bayi. Disini, perlu diperhatikan dua hal, bayi cukup bulan dan bayi baru lahir.

Bayi yang dapat dikatakan infanticide, adalah bayi yang lahir setelah umur 7 bulan dalam kandungan. Karena dibawah 7 bulan, bayi belum bisa bertahan sehingga dimasukkan dalam kasus abortus.

Untuk bayi baru lahir, bayi yang dikatakan korban infanticide haruslah dibunuh segera setelah lahir. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ciri, seperti adanya vernix caseosa, udara, keadaan tali pusat, dan atau mekonium.

Jika terdapat udara di lambung, berarti bayi baru saja lahir. Jika udara sampai di duodenum, berarti bayi sudah lahir lebih dari 2 jam. Jika udara dalam usus besar, berarti bayi sudah hidup 6-12 jam. Jika mekonium sudah keluar, berarti telah hidup lebih dari 24 jam. Jika tali pusat pangkalnya kemerahan, berarti bayi telah hidup selama 36 jam. Bila tali pusat kering, umur bayi sudah 2 atau 3 hari. Jika putus, berarti sudah 6-8 hari.

Ketiga, layak atau tidaknya seorang bayi untuk hidup. Seorang bayi dikatakan layak hidup apabila berat badan >1000 gr, panjang badan >35 gr, lingkar kepala >32 cm, dan tidak ditemukan kelainan kongenital yang fatal.

Keempat, tanda perawatan. Jika seorang bayi sebelumnya telah mendapatkan perawatan, berarti bayi tersebut tidak dapat digolongkan dalam kategori infanticide. Adanya perawatan menunjukkan bahwa telah terbina kasih sayang antara ibu dan anak sebelumnya. Untuk mengetahui adanya perawatan, perlu diperhatikan beberapa hal:
  • Tubuh bayi yang berlumuran darah
  • Plasenta masih melekat pada tali pusat
  • Ujung tali pusat terpotong tidak beraturan karena dicabut dan sebagainya
  • Adanya vernix casseosa
  • Bayi belum berpakaian, belum mencerna air susu, dan lain-lain.
Di Indonesia, terdapat beberapa hukum yang mengatur tentang pembunuhan terhadap bayi ini, antara lain:
  1. KUHP 341, pembunuhan bayi tanpa rencana (maksimal 7 tahun)
  2. KUHP 342, pembunuhan bayi berencana (maksimal 9 tahun)
  3. KUHP 343, orang lain (selain ibu kandung) yang melakukan atau turut melakukan pembunuhan bayi (sama dengan pembunuhan biasa)
  4. KUHP 305, membuang anak dibawah usia 7 tahun (maksimal 5 tahun 6 bulan)
  5. KUHP 306, mengakibatkan luka berat atau mati (maksimal 7,5 - 9 tahun)
  6. KUHP 308, membuang anak yang baru lahir (setengah dari KUHP 305 dan 306)
  7. KUHP 181, menyembunyikan kelahiran atau kematian
Nah, sekian dulu bahasan tentang infanticide. Sekarang, apakah pembaca sekalian setuju dengan diringankannya hukuman terhadap ibu pelaku infanticide? Saya pribadi sejujurnya tidak. Namun, bagaimanapun kita perlu memberikan toleransi terhadap ibu yang melakukannya karena sebab tertentu, seperti ibu korban perkosaan.

Jadi menurut saya, infanticide ini dapat dicegah dengan memperbaiki kualitas mental ibu. Bagaimana caranya? Saya hanya punya satu solusi (mungkin pembaca bisa menambahkan solusi lain), mulailah hidup berorientasikan akhirat. Karena bagaimanapun, kedekatan kita dengan Tuhan, mempengaruhi kualitas spiritual kita. Semakin bagus spiritual, insyaallah, semakin bagus pula mental.

Sekian, terimakasih~

Kepustakaan:
  1. Gani, M. Husni, Materi Kuliah Ilmu Kedokteran Forensik. Padang. Bagian Kedokteran Forensik Universitas Kedokteran Universitas Andalas. 2007.
  2. Berbagai sumber yang telah disaring dari internet
  3. Tambahan bahan dari Kuliah Pengantar
  4. Tambahan bahan dari tutorial











Jumat, 21 Desember 2012

Suatu Subuh di Perjalanan

Catatan Unknown pada 9:41 AM 0 komentar

Travel ini sungguh berdesak-desakkan. Aku begitu kesal ketika lagi-lagi Sang Supir menaikkan penumpang di tengah jalan, padahal isi travel sudah bisa dibilang padat. Pada akhirnya, aku, ibu, dan dua adikku memilih berpindah duduk ke bangku paling belakang (Avanza) daripada harus bergeser-geseran di bangku tengah.

Semalaman aku harus memangku salah satu adikku, Dzaki, yang saat itu berusia tiga tahun. Bobotnya memang tidak terlalu berat, namun posisi yang tidak mendukung membuat kakiku pegal setengah mati karenyanya. Apalagi menimbang ia juga tidur, maka aku harus menyesuaikan duduk agar kepalanya tidak terbentur kaca selama mobil berbelok-belok.

Subuhpun tiba, adzan berkumandang indah. Travel berhenti di depan sebuah masjid. Padahal aku baru saja tertidur pulas, dan Dzaki juga masih nyenyak dipangkuanku. Ibuku mengambil mukenah dalam tasnya dan bersiap-siap turun. Ia turut serta mengajakku. Tapi entah mengapa rasanya aku malas sekali turun. Apalagi mengingat Dzaki yang masih tidur, pasti repot sekali jika harus menidurkannya terlebih dahulu di jok mobil. Maka entah tiba ide dari mana aku berpikir untuk sholat di mobil saja, sambil memangku Dzaki, daripada harus capek capek turun.

Ibuku mengiyakan, lalu turun bersama Zaima, adikku yang satu lagi.

Tidak lama berselang, aku sudah hendak bertayamum. Namun Dzaki tiba-tiba bangun seperti orang kaget dan berkata, "Uni, turun lah. Dzaki mau sholat."

Jantungku langsung berdetak kuat, anak kecil ini yang menjadi alasanku malas turun dan menunaikan sholat di masjid justru berkata seperti itu. Anak kecil yang bahkan sholat lima waktu pun belum wajib baginya. Jangankan wajib, paham tentang sholat pun mungkin belum. Dan kata-kata itu, kata-kata bahwa ia ingin sholat, entah dari mana didapatkannya.

Spontan aku beristighfar, mungkinkah ini peringatan yang nyata? Mungkinkah ini sindiran dari Yang Maha Kuasa? Segera kubatalkan niatku untuk tayamum. Dengan malu yang luar biasa, yang kusimpan di dalam hati, kubawa Dzaki turun dari mobil. Kami pun berwudhu dan ke masjid, menunaikan sholat subuh.

Rabu, 14 November 2012

Pendakian Massal Singgalang

Catatan Unknown pada 10:00 AM 0 komentar

Postingan ini adalah tugas magang BROCA BEM KM FK UNAND. Hasil wawancara pengalaman menarik kakak BP saya, Bang Arifudin, yang diulas seperti cerpen :)

Geje sih, tapi ngga apa lah...

___________________________________________________________________
Pada Mei 2012 lalu, SDU (Swarna Dvipa Ungu), mahasiswa pecinta alam dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas, mengadakan kegiatan Pendakian Massal Singgalang. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa pecinta alam se-Sumatra Barat serta warga umum mulai dari yang muda-muda sampai bapak-bapak.
Pada kegiatan tersebut, HET (Hippocrates Emergency Team), salah satu unit kegiatam mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, diundang sebagai tim bantuan medis. Sebenarnya diminta sepuluh orang, namun HET hanya bisa mengutus enam orang karena berbagai pertimbangan. Diantara enam orang yang beruntung tersebut, salah satunya adalah Arifuddin, mahasiswa program studi Pendidikan Dokter angkatan 2010.
Siang sebelum berangkat, Arifuddin merasa pusing dan tidak enak badan. Bahkan ia muntah sampai sepuluh kali. Ia merasa tidak sanggup untuk mendaki gunung. Namun, setelah memngkonfirmasikan hal ini dengan rekan-rekan HET lainnya, ternyata tidak satupun ada yang bisa menggantikan Arifuddin. Akhirnya, Arifuddin terpaksa mengikuti pendakian tersebut walaupun dalam keadaan yang tidak stabil.
Sore itu juga Arifuddin dan delegasi HET lainnya berkumpul di Fakultas Peternakan Universitas Andalas bersama peserta pendakian massal Singgalang lainnya. Disana Arifuddin melihat bermacam-macam orang, ada yang gondrong, ada yang botak, dan berbagai jenis lainnya. Hal ini membuat semangat Arifuddin terpacu dan seketika ia melupakan rasa pusingnya mengingat ia akan berkenalan dengan orang-orang baru. Setelah itu, dengan senang hati Arifuddin bersama rombongan menuju gunung Singgalang menggunakan bus Universitas Andalas.
Sekitar jam 6 sore, rombongan sampai di lokasi. Para pandaki melakukan iklimatisasi, yakni penyesuaian paru dengan kadar oksigen yang rendah. Ketika itulah Arifuddin melihat Pak Tofrizal, salah satu dosen di Fakultas Kedokteran. Arifuddin semakin bersemangat karena sebelumnya ia tidak menyangka ada dokter yang mau berpartisipasi dalam kegiatan seperti itu.
Setelah mendirikan tenda, Arifuddin dan delegasi HET lainnya beristirahat di dalam tenda. Saat itulah Pak Tofrizal datang dan berkata, “Saya boleh numpang disini ya, soalnya saya tidak bawa tenda. Tapi kalau ada apa-apa saya tidak ikut tim bantuan medis ya!”. Dengan senang hati dan penuh rasa kekeluargaan, para delegasi HET menerima Pak Tofrizal tidur di tenda bersama mereka. Arifuddin pun semakin bersemangat.
Paginya, rombongan mulai melakukan pendakian. Dengan tas punggung yang besar dan berat, panas yang menyengat, dan kondisi yang kurang memungkinkan, Arifuddin tetap mengikuti rombongan. Untunglah di gunung tersebut terdapat hutan-hutan, sehigga sengat matahari dapat dimimalisir dengan rimbun dedaunan.
Saat magrib tiba, rombongan telah sampai di Telaga Dewi. Panitia memutuskan untuk menginap disana. Arifuddin merasakan dingin yang sangat menusuk, sangat berbeda dengan siang tadi. Tenda pun diisi sepenuh-penuhnya agar udara terasa sedikit lebih hangat. Namun, bagi Arifuddin, itu adalah malam yang sangat indah karena malam itu dari ketinggian ia dapat menyaksikan supermoon dengan jelas tanpa ada awan yang menutupi.
Malampun berlalu, pagi kembali menyingsing. Semangat baru kembali berkobar dijiwa para pendaki. Panitia mengajak melanjutkan mendaki sampai ke puncak. Namun, Arifuddin tiba-tiba merasa mules dan terlebih dahulu harus memenuhi panggilan alam. Dengan berat hati, Arifuddin dan beberapa orang yang berhalangan untuk melanjutkan pendakian, terpaksa menunggu di Telaga Dewi.
Beberapa waktu setelah rombongan yang melanjutkan pendakian berangkat, hujan tiba-tiba turun. Rombongan yang tinggal di Telaga Dewi, termasuk Arifuddin, segera memasuki tenda sementara rombongan yang telah berangkat terpaksa berbasah-basahan. Karena merasa tidak enak, rombongan yang tinggal menyiapkan teh dan makanan untuk rombongan yang melanjutkan pendakian ketika mereka kembali.
Akhirnya, rombongan dari puncak kembali dan kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah. Masing-masing mapala memperkenalkan organisasi mereka.
Arifuddin merasa semua itu sangat berkesan. Ia merasa sangat kuat karena beberapa hari sebelumnya ia juga sempat mendaki Gunung Singgalang bersama teman-temannya. Apalagi mengingat kondisinya yang tidak begitu baik. Semua rentetan kejadian tersebut menjadi kenangan tak terlupakan dalam benaknya.
By: Intan Ekaverta (1210313070)
_________________________________________________________________________________

Minggu, 11 November 2012

Sedikit dari Masa Silam

Catatan Unknown pada 11:39 AM 0 komentar





Jumat, 09 November 2012

Di Pasar Raya part I

Catatan Unknown pada 12:49 AM 0 komentar

Ujian blok berakhir, besok libur, dua kata yang sedari tadi bergeayutan dikepalaku. Karena kemungkinan libur akan berlangsung seminggu lebih, aku telah dari awal merencakan untuk pulang. Tiba-tiba aku teringat bahwa ibu sebelumnya memesan bedak beras yang adanya cuma di Pasar Raya Padang. Hari itu juga kususun rencana ke Pasar Raya. Kebetulan temanku, Nisa, juga berhajat ke Pasar Raya untuk membelikan jam tangan pesanan tantenya. Jadilah kami pergi berdua. Seperti rencana awal, aku membeli bedak beras dan Nisa membeli jam tangan. Setelah mendapatkan apa yang kami cari, kami pun memutuskan untuk segera pulang.


Diperjalanan keluar pasar, tiba-tiba Nisa berhenti dan berbalik. Ia tampak memeriksa tas punggungnya. Aku tidak terlalu menghiraukan hingga ia berteriak, "Copeet..." dan berbelok mengejar copet yang dimaksud.

Aku tersentak sadar apa yang barusan terjadi. Segera kuikuti langkah cepat Nisa. Sementara orang-orang di Pasar yang melihat kejadian itu dan bahkan mendengar teriakan Nisa, diam saja. Satupun tidak ada yang merespon, seakan-akan kejadian adalah kejadian biasa.

Sekencang apapun Nisa mengejar, copet yang dikejar ternyata jauh lebih kencang lagi. Ia luput, sementara Nisa mulai meneteskan air mata. Aku menghampirinya dan mencoba menenangkannya. Ternyata yang berhasil dicopet adalah Blackberry-nya. Sementara dompet Nisa yang sempat tergenggam oleh copet berhasil ditarik balik oleh Nisa saat ia berbalik tadi.

Akhirnya, kami memutuskan untuk ke kantor polisi. Namun, apalah yang bisa dilakukan jika memang ternyata blackberry tersebut bukan rejeki Nisa lagi.

Kejadian itu cukup menjadi pelajaran buatku, Nisa, dan orang-orang lainnya yang mendengar cerita ini.

Minggu, 04 November 2012

Hati, Kini dan Nanti

Catatan Unknown pada 2:40 PM 0 komentar
Bismillahirrohmanirrohiim...

Sesungguhnya Allah lah maha pembolak-balik hati. Ia jadikan iman berfluktuasi, naik dan turun. Disisi lain Ia juga memberi kita akal, untuk mengatur dan menjaga, agar senantiasa ketika iman kita turun, tidak jatuh terlalu dalam ke lubang jurang.

Banyak kisah sudah terdengar oleh telinga, banyak kejadian sudah terlihat oleh mata. Kenyataan demi kenyataan bergulir, ada yang pahit, ada pula yang manis, membuahkan cerita dari orang-orang terdahulu kepada generasi muda. Dari sana, terdapat hikmah dan pelajaran. Kita dapat mengambil contoh yang benar dan contoh yang salah, sebagai pegangan untuk masa depan kelak.

Bukan satu atau dua lagi kusaksikan kehidupan orang-orang yang dahulunya 'alim, begitu giat menjalankan amalan-amalan sunnah, dan begitu semangat menghadiri majlis-majlis ilmu. Tutur kata lemah lembut, pakaian syar'i, pergaulan dijaga batas-batasnya, pemahaman agama jangan ditanya. Namun seiring bergulirnya waktu perlahan terjadi perubahan. Mulai dari frekuensi ibadah yang tak terjaga karena kesibukan, iman yang turun, dan lingkungan yang tak lagi mendukung. Perlahan diri melebur ke lembah kehedonisan. Sedikit demi sedikit aurat mulai terbuka, cemooh dan cela jadi biasa, bahkan khalwat dan ikhtilat tidak "gaul" jika tidak dilakukan.

Sebaliknya, bukan pula segelintir orang yang dahulunya tidak paham samasekali akan makna Islam yang sesungguhnya. Terbiasa dengan keduniaan, mode, hedonisme, globalisasi, dan kebodohan. Jangankan ibadah sunnah, sholat wajib pun masih bolong sana-sini. Jangankan pakaian syar'i, pacaran pun masih jalan. Namun, seiring bergulirnya waktu, karena hidayah dan semangat, perlahan terjadi pula perubahan. Bermula dari kesadaran, kemudian pemahaman. Taubat pun jadi pilihan. Yang buruk ditinggalkan, yang baik dijalankan. Kini menjadi aktivis da'wah yang semangat keislamanannya berkobar laksana api.

Begitulah hati dibolak-balikkan.

Kita tidak tahu, jadi seperti apa kita dimasa depan. Mungkin sekarang kita begitu haus akan ilmu agama. Pontang-panting kesana kemari mencari kajian-kajian peneduh hati. Lingkunganpun mendukung. Teman yang sama semangatnya, yang menjaga dan saling mengingatkan. Sarana prasarana kebaikan juga tersedia. Kesibukan masih menyisakan selaksa waktu luang untuk menghadiri majlis peningkat kualitas iman.

Namun, bisa jadi suatu saat nanti kita menjadi ghuroba', orang asing di suatu negri. Dimana kita terjebak diantara kehedonisan, diantara orang-orang yang kesadaran beragamanya kurang. Disana, bisa jadi kita istiqomah, menginisiasi pengadaan pengajian-pengajian, aktif membangun kemadanian. Tapi, bisa jadi juga kita yang melebur. Tidak kuat menjaga prinsip-prinsip yang telah lekat. Perlahan lepaslah iman yang telah dibina sejak lamanya.

Sekali lagi, KITA TIDAK TAHU. Akan sekuat apakah kita di ranah yang luas nanti~

Ya Allah...
Ya muqollibal quluub
Tsabbit qolbiy
'Alaa diinika

Ya Allah
Yang membolak-balikkan hati
Tetapkanlah hatiku
Diatas agamamu

Robbana laa tuzigh quluubana
Ba'da iz hadaitana
Wa hablana min ladunka rohmah
Innaka Antal wahhab

Ya Tuhan kami jangan Engkau gelincirkan hati kami
Setelah Engkau beri hidayah kepada kami
Dan karuniakanlah kepada kami dari sisi-Mu Rahmat
Sesungguhnya Engkaulah yang memberi segala-galanya

Hamba-Nya yang penuh sesal, Padang, 4 Oktober 2013,
Diantara bimbang~

Jumat, 02 November 2012

Kerudung Orang PKS

Catatan Unknown pada 7:33 AM 0 komentar
Pernah melihat seorang wanita dengan kerudung yang dipanjangkan menutupi dada, lebar, dan modelnya simple? Tidak semua orang memang, namun beberapa kalangan akan langsung men-cap orang tersebut dengan pransangka, "Itu orang PKS". Tidak masalah prasangka yang dilontarkan bermakna baik atau buruk, toh inti pembahasan ini bukan baiknya partai dakwah bernama PKS, melainkan kesalahan men-judge bahwa kerudung lebar itu identik dengan PKS.




Allah berfirman dalam surat An-nur ayat 31 yang artinya, "...dan hendaklah mereka menutupkan kain kudun di dadanya..."

Nah, sudah jelas bukan, menutupi dada dengan kain kerudung yang dipanjangkan itu bukan perintah majlis syuro atau petinggi-petinggi PKS, melainkan perintah dari Allah. Bagi yang beragama Islam, kembali ditekankan, INI PERINTAH ALLAH. Maka menutup kerudung ke dada itu adalah suatu keharusan.

Oleh karena itu marilah (yang masih berpikiran bahwa kerudung lebar adalah jilbab PKS) merubah paradigma bodoh yang men-cap orang dengan erudung lebar sebagai 'kerudung PKS' menjadi 'kerudung syar'i'. Sebab kerudung lebar bukan milik PKS melainkan milik Islam, rahmatan lil 'alamin~

Sekian, semoga bermanfaat.
Semoga kita selalu dituntun untuk membuka hati pada kebenaran dan memilih pemimpin dari ketaqwaan.


Minggu, 28 Oktober 2012

Ukhuwah Islamiah

Catatan Unknown pada 8:16 PM 0 komentar

Ukhuwah Islamiah merupakan persaudaraan yang berlandaskan iman. Ukhuwah lebih erat dari pada sekedar teman atau sahabat. Sungguh beruntung orang-orang yang diberi kesempatan untuk merasakan indahnya ukhuwah Islamiah ini.
Dalam ukhuwah islamiah, terdapat tahapan-tahapan, yakni:


Ta'aruf
Ta'aruf merupakan tahapan perkenalan. Namun, bukan hanya kenal nama dan wajah. Melainkan juga mengenal pemikiran dan kejiwaan yang bersangkutan. Hal ini sangat penting karena ada pepatah yang bilang "Tak kenal maka tak sayang." Maka karena untuk menjalin persaudaraan dibutuhkan kasih sayang, haruslah seseorang mengenal saudaranya terlebih dahulu se-detail-detail-nya.

Tafahum
Tafahum disini berarti saling memahami. Untuk itu diperlukan penyatuan yang signifikan. Apa saja yang perlu disatukan? Tentunya hati, pikiran dan amal.

Ta'awun
Ta'awun adalah tolong-menolong. Tentunya tolong-menolong disini adalah dalam rangka kebaikan. Bisa jadi tolong-menolongnya secara amal, secara pemikiran, maupun secara hati. Secara amal dapat dilakukan langsung. Secara pemikiran dapat dilakukan dengan diskusi dan saling menasihati. Dengan hati caranya saling mendoakan.

Takaful
Takaful adalah saling membebani. Membebani disini dapat berupa amanah, baik kecil maupun besar. Dengan begitu terciptalah sikap saling menyatu dan menyayangi.

Itsar
Nah, inilah tahapan terakhir, persatuan dan kesatuan umat Islam. Sehingga terbentuklah barisan yang satu dan umat yang satu.

Agar persaudaraan yang kita bina terasa manis, maka perlu diperhatikan hal sebagai berikut:
  1. Ikhlas karena Allah
  2. Pertalian didasarkan keimanan dan ketakwaan, selektif dalam berteman
  3. Mengikuti al-Qur'an dan sunnah



Sabtu, 20 Oktober 2012

Awal Kecanduan Photoshop

Catatan Unknown pada 3:07 PM 0 komentar
Tahun-tahun pertama mengenal photoshop adalah tahun-tahun paling gaje didalam hidup saya. Satu hari pun tak terlewatkan tanpa mengutak-atik softwere photo editor tersebut.
Sekitar tahun 2009, saya kecanduan, sibuk mengedit foto sendiri dengan berbagai variasi. Hingga foto orang lain pun tak terciprat editan "GAJE" saya.
Biar saat itu masih abal-abal, tapi saya tak pernah berhenti mencoba. Tentunya foto-foto tersebut telah banyak yang hilang karena beberapa saat lalu laptop saya dicuri orang :(. Namun, semoat ada beberapa foto yang saya abadikan di blog atau facebok. Berikut foto tidak jelas yang pernah saya buat di awal-awal kecanduan photoshop~
















Rabu, 17 Oktober 2012

Guruku Kuguru Ruguku

Catatan Unknown pada 8:54 AM 0 komentar

Pagiku cerahku... matahari bersinar... kugendong tas merahku di pundak...

Slamat pagi semua... kunantikan dirimu... di depan kelasmu... menantikan kami...
Guruku tersayang... guruku tercinta... J
Tanpamu apa jadinya aku L
Tak bisa baca tulis... mengerti banyak hal...guruku terimakasihkuuuu....
Ini bukan hari guru yaah, bukan juga hari pendidikan, tapi entah kenapa mengapa, tiba-tiba ingeeettt ajah sama guru-guru gue sepanjang hayaat... hmmm... So, by the way anyway hawwayyy... jadi pengen nostalgia nih tentang teacher’s yang unik (menurut kategori gue) yang pernah meng-hajar (o.O) kamsudnya meng-ajar saya di sekolahan duluuu...
Okkey okkey... langsung ajah kita panggilkan guru-guru yang pernah mengajar INTAN di dunia pendidikan!!! \(^_^)/ (ga semuanya yaah... yang punya cerita unik versi gue ajaah)

1.       Seorang wanita berinisial D
D___ hayooo tebaak...
So, ibu D ini ceritanya adalah guru TK akyuuu... Ha!? Udah lama banget yaak??? Apa yang menarik dari Bu D??? Ngga begitu penting juga sih, abisnya saya ngga terlalu inget masa TK. Cuma ajaah, dari foto-foto waktu TK, kayaknya nih guru benar-benar sosok yang menyayangi muridnya. Ada poto saya dicium sama ibu ini pas ulang tahun. Ibu ini juga punya warung sate dan pas SD sering minta makan sate disana. Gatau deh kenapa. Naluri kangen anak-anak kali yaak???
2.       Seorang pria berinisial HM
Wuiidiiih, kayaknya nyang satu ini biar Cuma inisial masyarakat Kota Jambi kebanyakan tau deh. Nah lho? Siapa siapa? Bapak ini sempat jadi bakal calon walikota Jambi buat 2013. Tapi yaah, karena urusan apaaa gitu, yang saya malas membahas dan saya juga gatau asal muasal sampai hilir-hilirnya,,, GAJADI. But anytime, bapak HM ini pernah menjabat ketua DPRD (kalo ga salah) di Jambi.
So, beliau istimewa karena guru SD ini berakhir sebagai seorang pejabat getooh??
No juga sich... alasannya saya anggap beliau unik adalah, karena beliau pernah menjanjikan buah apel pada siswa yang sholatnya khusyu’. Itu doang??? Okey kalau menurut kamyu kamyu itu bukan apa-apa tapi menurut saya (walau ngga pernah dapet apel *ngga khusyu’ kali yaak*) itu sesuatu banget. Entahlah... sampai SMA masih sering ketemu dan alhamdulillah beliau masih ingat saya bahkan masih ingat ayah bunda juga...
Ada lagi ngga sih yang lebih istimewa dari sekedar ‘buah apel’???
Ada doonk... Hidup ngga selebar buah apel... Jadi ceritanya nih, bapak yang satu ini pernah “out” *dalam tanda kutip* pas lagi menjabat sebagai kepala sekolah di SD A. Dan taukah kalian??? Kepergian bapak ini memecah tangis seisi kelas saya (waktu itu masih kelas 3)... hoahh... kalau sekarang dipikir-pikir, pasti bapak ini adalah sosok yang sangat penyayang pada anak-anak hingga kepergiannya ditangisi. Co cweet...
Terus, bapak ini buka sekolah baru, yaitu ‘SD B’. Dan tau nggak??? (*nggaaaak* L) hampir setengah siswa SD A pindah ke SD B termasuk akyyuuu. Wew... Yang jelas, salut lihat sosok bapak ini.
3.       Seorang wanita berinisial ER
Yang saya suka dari ibu SD ini adalah, jeeng jeeng jeeng, cara mengajarnya. Asyik, santai, tapi ngena bangeettzz... Ibu ini sering ngasih kita semacam cerdas cermat tingkat kelas getooh... Dan pastinya semua anak sekelas pada cemungudh ngudh ngudh ngudh... dan dengan bimbingan ibu inilah saya sukses menghadapi ujian nasional. Maachih ibu etii *eiitttsss kelepasan namanya... Gapapa gapapaa... J
4.       Seorang pria berinisial J1
u know what u know why??? Bapak J1 juga guru SD akyuu... yang berkesan dari bapak ini adalah...
suatu hari yang cerah, *bapak ini pernah mengetes saya surah al-ghosyiyah. Dan saya terbata-bata bahkan ngga hapal. Pada saat itu saya sudah kelas 6. Tapi, itu membuat saya terpacu dan terpicu untuk menghapal surah tersebut dan surah-surah lainnya. Sehingga saya sukses dengan juz 30*, senangnyaa...
5.       Seorang pria berinisial J2
J2??? Beda lhoh sama J1. Tapi sama-sama J. Wew... masih guru SD. Ada apa dengan SD sehingga guru-gurunya begitu bermakna? Alhamdulillah, dulu dapetnya SD Islam yang menerapkan pendidikan berkarakter, jadi di SD lah semua ini bermula J
Lanjut ke guru J2. Pernah, guru yang satu ini masuk ke kelas dan membacakan surah Ar-Rahman dengan tajwid yang sempurna, tartil yang indah, dan suaranya yang merdu. Walaupun pas SD gatau artinya, tapi dengar si bapak baca ar-Rahman dengan sebegitu ngenanya, bikin hati tiba-tiba ‘ncuusss’ (apaan tuh???) J Terasaaaaa bangeeetzzz sampai-sampai air mataku jatuuh,,, hehee... Dan sejak wal sejak itu, kalau lagi syedih lagi galau lagi turun, buka deh surah Ar-rahman. Dan dibaca perlahan-lahan, dengan khidmat dan penuh kekhusyu’an. Walaupun tajwid dan tartil masih jongkok, usaha aja deh seindah mungkin. Beneerrr dah...
6.       Seorang wanita berinisial MD
Nah, ini dia sesi guru SMP. Akhirnya beranjak dari SD. Hak hak... so, pertama kali ketemu nih ibu, pas tes masuk SMP. Kebetulan di SMP sono ada kakak sepupu yang sekolah disono. So, berhubung si ibu kenal sama kakak sepupu akyuu,, pas tes di juadwal makan siang, si ibu nawarin makan nasi bungkus satu berdua sama beliau. Baek bangetzzz... yaah, mungkin maklum, karena kebetulan si ibuk kenal sama kakak sepupu, tapi yaah, itu hal yang patut dikenang. Yak kan???
7.       Seorang pria berinisial IS
Still SMP. Saya benar-benar salut sama bapak IS. Karena ilmunya luar biasa. Bapak ini mampu memompa semangat murid-muridnya, jago basket, dan punya ingatan yang kuat. Wew... bayangkan, siswa yang udah empat tahun ga ketemu pun nih guru masih inget bahkan sampe ortunya asal pernah ketemu sama nih bapak, nih bapak masih ingeet. Waaahhh...
8.       Seorang pria berinisial M
Nih udah tingkat SMA. Lebih tepatnya, MAN. Sederajat koug... Sebenarnya, ga ada yang spesial dari bapak yang satu ini. Tapi ya, teringat-ingat aja.
Bapak ini adalah bagian disiplin-disiplin getooh di sekolahan. Jadi kerjaannya ngurusin pelanggaran. Tapi, kebanyakan si pelanggar ngga sadar akan kesalahan mereka. Seringnya, pelanggar malah menganggap bapak yang satu ini terlalu mengekang apalah baaahh... kaya gitulah ngertikan? Soalnya kebanyakan bapak ini ngurusin hal yang signifikan dan sensitif. For example... Pacaran. Kita sekolah di MAN. MADRASAH ALIYAH NEGRI. Pastinya sekolah Islam. Semua orang juga tauk... So u know hukum pacaran dalam Islam??? Jeng jeng jeeeng... jawabannya... GA ADA. Yeeaaahh... ga ada hukum signifikan tentang pacaran. Jadi, pacaran emang gak haram sih. Berarti halal dong??
Bah!!! Siapa bilang???
Yang haram itu adalah mendekati zina. Yang haram itu adalah berdua-duaan sama non mahram. Berarti kalau pacaran tapi ngga dua-duaan boleh dong???
Bah!!! Kirain zina itu Cuma yang gituan doang???
Ada hadist riwayat bukhori yang bilang nih, “...Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa, kaki zinanya berjalan, dan hati yang berhasrat dan berharap...” awalan dan lanjutannya silahkan di browsing di lain tempat.
Itulah dia mendekati zina yang tidak dibolehkan agama. So, boleh pacaran, tapi pacarnya jangan dipandang-pandang, jangan dipegang-pegang, jangan juga dipikirkan sebelum halal. Ada ya gitu?? Tau deh! So, yang beginian itu bukannya hanya dilarang di dalam MAN, tapi dilarang oleh islam. Dan siswa MAN orang Islam bukan??? Kayaknya 100% iya deh...
Nah, ini dia yang kebanyakan orang tidak mengerti. Padahal, si bapak M menegakkan nilai-nilai Islam dan nilai-nilai kedisiplinan di sekolah Islam. Tapi perlawanan datang bertubi-tubi untuk bapak M. Kebanyakan siswa semakin diingatkan semakin menjadi-jadi. Subhanallah, perjalanan dakwah ustadz ini saya acungi jempol. Bukannya Islam itu kaffah ya? Jadi kalau berislam jangan setengah-setengah. Tapi berIslamlah secara menyeluruh. Semua yang dilarang Allah, janganlah dilakukan. Masih banyak sih contoh lain, tapi udah kepanjangan niih, noh matanya udah pada merah binti berair.
Ya... walaupun saya ngga pernah membela bapak M ini terang-terangan, tapi setidaknya diam-diam saya salut dalam hati. Hak hak hak...
Nah, sekian dulu deh, lain kali saya lanjutin deh sama dosen-dosen di kampus dulu. Caelaah... gayanya yang kaya udah wisuda aja. Masih juga tahun 1   -______-
By the way aniway IntanKawaii (ini kenyataan bukan kenarsisan :p)
udah udah udaaahhhh.....
Bye.... J

Kamis, 11 Oktober 2012

Shell Cottage

Catatan Unknown pada 11:25 AM 0 komentar
“Itu dia rumahnya. Sederhana memang, tapi kamu suka, kan???” Tante Ariana mendongakkan kepalanya keluar kaca mobil. Sementara Paman Dean menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah bercatkan putih mengkilap.
Kupandang rumah itu lekat sembari seorang pria jangkung setengah baya berkemeja hitam rapi menghampiri mobil. Tangan ringkihnya membukakan pintu jok kiri belakang mobil tepat disaping aku duduk sembari berkata, ”Selamat datang, Nona…”
Dengan pelan kuturunkan kakiku menginjak pasir yang berdesir setelah sekilas menatap mama yang mengangguk pasti padaku. Kutelusuri jalan menuju rumah aneh didepanku sambil menatap ke kiri dimana ombak sore pantai bersiul-siul menyambutku. Indah… namun, angin dingin tiba-tiba menyambarku, membuatku merasa dingin dan berusaha melupakan keindahan barusan. Kurapatkan dua sisi jaketku.
“Sebentar, nyonya,” lirih pria didepanku pelan seraya membuka kunci pintu. Pintu itu berwarna pasir berdaun dua. Tepat di bagian kanan atasnya tertra tulisan, SHELL COTTAGE.
“Shell Cottage?” balikku lirih menanyakan perihal tulisan itu.
“Ya, Shell Cottage, Nona. Itulah nama rumah ini. Sesuai dengan dekorasi rumahnya yang dipenuhi perabot kerang.” pria itu berhasil membuka pintu lebar dan perlahan melambaikan tangannya pertama-tama kearahku, lalu mengayunkannya ke dalam rumah itu, ”Silahkan, Nona!!!”
Kumasuki rumah itu dan kutatap dekorasinya yang unik. Penuh dengan perabot berbahan dasar kerang atau bermotif kerang, seperti gagang telepon dan sofa yang diselimuti kain bermotif kerang mutiara.
Kulangkahkan kakiku lebik dalam, tiba-tiba kakiku rasanya tak kuasa menopang berat badanku. Aku berpusing, nyaris jatuh jika saja tak berpegang pada ujung sofa yang lembut. Serentak mama dan Bibi Ariana menghampiriku, ”Shofia, kamu taka apa-apa?”
“Aku ingin istirahat,” jawabku singkat.
“Kamarmu diatas, ayo!” bibi Ariana menggenggam tanganku dan menopang punggungku membantuku menaiki tangga dengan karpet bermotif kerang dan pegangannya yang kasat seperti pasir pantai.
Bibi Ariana menunjuk sebuah tangga dari anak tangga paing atas. Kupercepat langkahku memasuki pintu itu lalu segera kututup sebeum Bibi Ariana menyusul masuk. Ia pasti mengerti bahwa ingin sendiri saat ini.
Kutatap kamar itu, tetap saja kerang, kerang, dan kerang. Lalu pandanganku tertuju pada sebuah cermin dengan bingkai tumpukan kerang. Kudekati cermin itu, kusentuh bingkai kasarnya dan kulihat wajahku yang menyedihkan didalamnya. Kulit dan bibir pucat, mata sayu, rambut tipis, dan pipi yang mengurus.

Lalu kulangkahkan kakiku ke jendela disebelahnya, jendela kayu yang ditepi-tepinya  terdapat rangkaian kerang putih. Dari sana kunikmati pemandangan pantai yang indah. Pohon-pohon kelapa, kapal menepi, pasir putih yang bercahaya, ombak yang riuh, kerang dan kepiting, disertai angin yang membuatku dingin. Disinilah, aku merasa menyatu dengan Shell Cottage,  tempat aku akan menghabiskan waktu bersama Paman Dean yang seorang dokter dan obat-obatannya yang hambar. Sambil terus bertanya, kapan aku mati dan mengakhiri leukemia yang merenggut umur enam belas tahunku.

Selasa, 09 Oktober 2012

Di atas Tanah Hitam

Catatan Unknown pada 8:56 AM 0 komentar


Tanah hitam terhampar 
jauh ke ujung dunia
Basah dan legam,
seakan hujan tiap waktu bertandang
Diantaranya 
hampa...
Hanya tergeletak 
sepotong dua potong ampas
Tanpa tumbuh 
satupun kehidupan
Kosong, 
ya... kosong
Tak berdaun 
padahal riuh kesuburan
Tak bernyawa 
padahal kaya kemuliaan
Dan disanalah 
kaki ini menapak
Mencari sepotong ranting
Untuk menanam 
kelopak-kelopak sakura 

Rabu, 12 September 2012

Keuangan Dalam Organisasi

Catatan Unknown pada 9:02 AM 0 komentar

Tulisan ini adalah hasil wawancara dengan Bendahara Umum FSKI, Kak Raudhatul Husnia Agus, sebagai tugas magang dari BROCA KM FK UNAND. Saya akui kejelekan tulisan ini... Yaah, namanya juga baru belajar :D

___________________________________________________________________________
Organisasi adalah kelompok yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Tentunya dalam mencapai tujuan ini organisasi apapun membutuhkan uang, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Seberapapun jumlah uang tersebut, setiap organisasi perlu mengatur dan mengolahnya dengan baik. Cara mengatur,  mengolah dan mengalokasikan keuangan supaya terpakai dengan efektif dan efisien itulah yang disebut sebagai memanajemen keuangan. Itulah yang dipaparkan Raudatul Husnia Agus yang lebih akrab disapa Nia, bendahara FSKI dalam wawancara yang dilakukan di Masjid Dawaul Ilmi beberapa hari lalu.
 
Manajemen keuangan dalam organisasi ini dinilai sangat penting untuk meminimalisasi risiko yang dapat ditimbulkan oleh uang, mengingat betapa pentingnya nilai uang itu sendiri dalam kehidupan. Tanpa uang akan banyak hal yang tidak dapat terlaksana. Karena itulah pemasukan dan pengeluaran uang ini harus jelas dan tersusun secara sistematis.
Dalam memanajemen keuangan  diperlukan buku kas. Di dalam buku kas dicantumkan debit, kredit, saldo, keperluan, keterangan, serta waktu berupa hari dan tanggal. Dengan begitu akan jelas keluar masuknya uang sehingga bendahara dan pengurus lain dapat bersama mengevaluasi keuangan organisasi. Selain itu, dalam setiap pengeluaran dibutuhkan bukti pembayaran, bon, dan semacamnya.
Menurut Nia, bukan hanya bendahara umum yang berperan dalam memanajemen keuangan ini. Tapi juga danus dan bendahara tiap departemen atau biro. Pengurus lain pun juga secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam manajemen keuangan. Untuk itu dibutuhkan komunikasi yang lancar dalam permasalahan keuangan ini. Kadangkala kebutuhan suatu departemen akan uang diberitahukan kepada bendahara umum dalam keadaan mendesak sementara bendahara tidak membawa persiapan apa-apa. Ini merupakan hambatan memanajemen keuangan yang disebabkan karena kurangnya komunikasi sehingga pemenuhan permintaan dana dapat terlambat.
Oleh karena itu, manajemen keuangan ini memerlukan perencanaan yang matang. Pada rapat yang diadakan, bendahara tiap departemen atau biro harus melaporkan keperluan apa saja yang membutuhkan dana, serta jelas berapa dananya sekaligus waktu dana itu akan digunakan. Selain itu sangat dibutuhkan pembuatan form permintaan dana. Namun, hal ini sering tidak dijalankan, aku Nia.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Kawan

Catatan Unknown pada 12:39 PM 0 komentar
Di bawah ini bukanlah puisi, tapi lirik sebuah lagu.
Dulunya, lagu ini menjadi yel-yel kelas di saat saya SMP kelas 1 dulu,,
Sungguh sangat menyentuh~


Kawan...
Jangan biarkan dirimu
Seperti rama-rama
Cantik...
Namun akhirnya
Menjadi perhiasan di dinding

Kawan...
Jangan biarkan dirimu
Seprti lipan dan kala
Berbisa...
Namun akhirnya
Menjadi perhiasan di meja tulis

Oh, kawan
Jadilah seperti si matahari
Membakar diri demi insan sejagat

Oh kawan
Jadilah seperti bulan purnama
Menerangi malam yang gelap gulita
Menunjukkan jalan
Demi insan semesta~

Selasa, 07 Agustus 2012

Aku dan Aku Menjadi

Catatan Unknown pada 11:46 AM 0 komentar


Pernah melihat matahari?
Sinarnya terang bukan?
Menyinari pagi hingga senja hari
Membantu penjuangan jiwa-jiwa yang berkarya di bumi

Hey, begitulah aku ingin hidup dengan segenap kemampuanku

Pernah melihat bulan?
Yang temaram dengan kekurangan
Tidak seperti matahari, ia kelam
Tak punya cahaya yang terang
Namun, bulan tak putus asa
Ia meminjam sinar matahari, karena matahari pun terbatas dalam menyinari sisi bumi
Lalu bulan beranjak kesisi gelap bumi dan memantulkan cahaya matahari
Hingga malam gulita pun mendapat secercah harapan
Mungkin tanpa lampu di bumi apalah pula artinya bulan
Tapi bulan memang tanpa makna
Selain menyalurkan cahaya, ia juga memberi ketenangan
Melelapkan jiwa diambang petang
Memberi istirahat pada pemimpi yang besar

Hey, begitu pulalah aku ingin hidup dengan segenap kekuranganku

Kini, lihatlah ke bumi

Lihat, disana ada pohon!
Jelas bukan?
Tapi, pernah memperhatikan akarnya?
Ya, akar...
Bukan daunnya, bukan bunganya, bukan pula buahnya
Tapi akar...
A-K-A-R
Yang tersembunyi dibawah tanah
Sedikit mencuat malu-malu ke atas
Akar benar-benar tidak ingin dilihat
Tidak ingin dikenal
Tidak ingin dipuja seperti cantiknya bunga
Tidak ingin digemari seperti manisnya buah
Dan dibalik persembunyiannya, akar terus berjuang
Mencari dan mencari, menyokong tegaknya pohon
Terkubur semakin dan semakin dalam
Namun, dengan giatnya, tumbuhlah cantiknya bunga itu
Manisnya buah itu
Yang dipuja dan digemari orang
Dan akar tak pernah iri pada bunga dan buah
Ia pun tak pernah muncul dan meneriaki orang-orang yang memuja bunga
Baginya cukuplah didalam sana
Mengais tulus yang dipersembahkan untuk seisi bumi

Hey, begitulah aku ingin hidup, tersembunyi, namun memberikan manfaat besar

Pernah melihat intan?
Ya, intan, bukan berlian
Berlian adalah intan yang telah dikikir sedemikian hingga dan memancarkan kilau kecantikan
Tapi intan belum tentu akan jadi berlian
Intan dulunya tertanam jauh berkilo-kilo meter di bawah permukaan bumi
Terhimpit tekanan kuat dan panas membara lava gunung api
Terus ditekan dan dibakar
Oh, iya, pernah mencicipi ayam presto?
Sama bukan, ayam presto itu dibuat dengan penekanan dan pemanasan
Tapi alangkah sedihnya, ia malah menjadi lunak, tulang-tulangnya yang keraspun rapuh
Tidak begitu dengan intan
Himpitan dan pemanasan justru membuatnya keras
Semakin dan semakin keras
Bahkan lebih keras dari baja
Hingga akhirnya keluar ke permukaan bumi

Hey, begitulah aku ingin hidup, bertahan diantara tekanan

Jika masih bertanya siapa aku, lihatlah lagi matahari, bulan, akar, dan intan
Lalu, kau pun pasti kan ragu, sesempurna itukah aku?

Tidak, ya, tidak!!!
Sepuluh persen dari matahari, bulan, akar, dan intan pun aku tidak

Lalu?

Siapa aku?

Ya, aku hanya setitik debu 
yang tidak bersinar namun ingin menjadi seterang matahari
yang tidak indah namun ingin menjadi sedamai bulan
yang tidak murni namun ingin menjadi setulus akar
yang tidak berkilau namun ingin menjadi sekuat intan

Dan jika kau sangka aku debu yang berterbangan dan memedihkan matamu
Bukan, bukan pula aku!!!

Karena biar aku debu, aku akan berjuang, berusaha sepenuh energiku
Untuk memberi yang seperti matahari, bulan, akar, dan intan berikan~

~Ditulis dengan tinta harapan, Padang, penghujung Oktober yang penuh kesibukan~

Kamis, 21 Juni 2012

Raudhah

Catatan Unknown pada 9:06 AM 0 komentar
Raudhah itu adalah nama tempat yang ditetapkan sebagai taman di syurga oleh Rasulullah
Raudhah itu kukenal saat kelas satu SMP
Raudhah itu name of my first halaqoh, kelompok kecil pertama dimana aku belajar Islam lebih dalam
Raudhah itu pernah menampilkan drama tentang perang...
Raudhah itu ranah pertama aku belajar membuat pembatas buku (dengan tangan sendiri) yang mana pembatasnya sampai sekarang masih disimpaaannn...
Raudhah itu pernah ada konflik juga beberapa kali
Raudhah itu kreatif
Raudhah itu mentor nya ustazah Amel, sekarang beliau apa kabar ya???
Raudhah itu isinya ada Intan, Rizqa, Welly, Wulan, Zahra, Suci, Iga, Nia, Husna, Dila Z,, teman-teman, antunna apa kabar??????? Pada dimana ini sekarang???
Raudhah itu yel-yel nya gini (baru ingat nih, kalau ngga salah nadanya pake lagunya Justice Voice, tapi lupa deh judulnya...)
Diposkan oleh Rizqa di FB
Raudhah itu udah lama banget yaaakk.... tapi keinget lagi gara-gara postingannya rizqa -_-
Raudhah itu pengen diabadikan di blok ini, biar kita ingat terussss sampai nenek-nenek.....
Raudhah itu, aku kangeeennn....


[Lain kali mau juga tulis tentang Asy-Syifa dan Khairatun Hisan :)]



 

Se-kepinghati | Powered by Blogger
Blogged by Intan Evrt | Blogger Template by Se-kepinghati Corporation