Hijabers, kenapa sih pada berhijab? Tentunya tujuan berhijab yang utama adalah bentuk taqwa kepada Allah. Ya, kan??? Kalau sampai pada kesempatan membaca postingan saya ini niat behijab Anda masih belum karena Allah, maka sebelum melanjutkan membaca, yuk menunduk, memejamkan mata, memperbaharui niat berhijab kita. Bukan karena sekedar ingin tampil cantik, bukan karena disuruh pacar, bukan sebab paksaan orang tua, bukan ikut-ikutan teman, bukan juga karena mode hijab modern yang saat ini sedang marak dipasaran.
Jadi, ucap basmalah, istighfar, dan mulailah berniat lagi, "Aku menggunakan hijab ini karena Allah, hanya karena Allah, karena taqwa pada-Nya, mengharap ridhonya semata, agar kelak dapat bahagia di syurga-Nya."
Nah, sekarang niat berhijab kita sudah sama-sama karena Alah, kan???
Kini marilah sama-sama merenungkan sebuah analogi. Dosen Kalkulus yang galak dan sudah tua (misalnya kita kuliah di jurusan Teknik Elektro) memberikan tugas besar yaitu mengerjakan 100 soal kalkulus dengan kriteria sebagai berikut; ditulis tangan di kertas double folio, harus pakai pena hitam my gel 0,5, tidak boleh ada bekas tip-ex, nomor harus berurutan, mencantumkan soal dan jawaban, uraian jawaban harus jelas, cantumkan juga rumus dan pembahasan tiap soal, beri cover, lampirkan kesan, pesan dan hambatan selama belajar kalkulus, dan terakhir lampirkan juga foto close up terbaru ukuran 3 R, deadline-nya sehari setelah pemberian tugas.
Sobat, tentunya Si Dosen Galak tidak akan menerima tugas besar kita jika apa yang kita kumpulkan tidak sesuai dengan kriteria yang telah diberikannya. Bahkan satu saja yang kurang, ia tidak segan-segan menidakluluskan kita dimata kuliah kalkulus. Karena itu kita pontang-panting semalaman mengerjakan soal-soal, lalu menyalinnya dengan rapi di double folio, sekaligus kesana-kemari mencetak foto yang diharuskan.
Itu kalau dosen kalkulus yang memberi tugas. Sekarang, Allah juga memberi tugas nih, yaitu HIJAB! Semua wanita muslimah wajib menutup auratnya. Maka karena itu, kita menjadi hijaber untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Allah. Lalu, kembali kekalkulus, cukupkah jika kita hanya mengerjakan 100 soal kalkulus tanpa memenuhi kriteria dosen? Ternyata tidak. Siap-siap saja deh dapat D.
Bukan hanya sekedar membuat tugas, namun juga memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Ternyata, Allah juga telah menetapkan kriteria pemakaian hijab yang telah ditugaskan-Nya kepada kita. Tentu saja jika kriteria tersebut tidak dipenuhi kita tidak akan lulus untuk menikmati syurga-Nya.
Nah, ini dia nih 8 kriteria hijab pakaian yang telah ditugaskal Allah untuk kita:
1. Menutup seluruh aurat
Sabda rasul:
"Wahai Asma' sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya." [HR. Bukhari]
Sudah jelaskan, sebagai wanita, semua tubuh kita adalah aurat kecuali muka dan telapak tangan. Maka selain itu harus ditutup dengan sempurna. Kakipun juga harus ditutup, lho...
2. Pakaian itu sendiri bukanlah merupakan perhiasan
"Katakanlah kepada wanita-wanita beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangan dan kemaluan mereka. janganlah mereka menampakan perhiasan mereka, kecuali yang nampak daripadanya. Dan hedaklah menutupkah khimar ke dada-dada mereka.'" [QS. An-Nur: 31]
Perhiasan yang bagaimana dong? Yang jelas, hijab yang kita gunakan bukanlah untuk menarik perhatian dan mencolok. Jangan sampai hijab yang kita pakai malah diberi hiasan perak atau emas dan semacamnya.
3. Tidak ketat
Untuk itu, gunakanlah pakaian yang longgar dan tidak menempel dikulit. Jaman sekarang, celana pensil dan lejing merajalela. Pakaian seperti itu membentuk jelas bentuk kaki kita. Apalagi jika warnanya senada dengan kulit, seakan-akan tidak menggunakan apa-apa, bukan? Marilah kita cermati hadist dibawah ini:
"Ada dua golongan penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Pertama, kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. Kedua, wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita ini tidak akan dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahl bau surga dapat tercium dari begini dan begini." [HR Muslim]
Wah, semoga kita dihindari dari hal sedemikian. Coba lirik lagi pakaian kita, celana pensil kita, adakah semua itu menampakkan bentuk tubuh kita sangking ketatnya? Coba juga perhatikan kembali hadist diatas,
rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta, nah, apakah realita ini terjadi? Cobalah perhatikan sanggul-sanggul (baik asli maupun palsu) yang kerap kali menonjol dari kerudung yang kita pakai. Bukankah mirip punuk unta? Astaghfirullah... Hijabers, jika selama ini kita berpakaian ketat atau ber-
style-kan punuk unta, marilah sama-sama kita merubahnya. Kita ubah punuk unta kita jadi punggung kuda,
#eehh... 4. Tidak transparan
Pernah lihat jilbab paris? Pernah dong... Itu lho, jilbab yang pabriknya di Paris.
Hadeeehhh... Apa aja deh... Nah, jilbab paris ini, kalau hanya dipakai satu lapis, biarpun warnanya hitam sekalipun, disiang bolong saat matahari menyengat, maka apa yang kita sembunyikan dibalik jilbab tersebut akan terlihat.
Ngga percaya!? Coba deh buktikan!!! Kalaupun rambut dan telinga ditutupi ciput yang tebal, setidaknya periksa leher kita. Wah, terawang!!! Bentuk leher kita terlihat, batas baju terlihat. Sama aja dong dengan ngga pakai jilbab. Ya, ngga sih??? -__- Bukan cuma jilbab paris, jilbab-jilbab lainpun selama menerawangkan apa yang dijilbabkan tentunya bukan pakaian yang memenuhi kriteria tugas hijab dari Allah ini. Coba deh, lirik kembali hadist di point ke-3!
5. Tidak memakai wewangian atau heharuman #ha!?
"Siapa saja wanita yang memakai wangian agar pria mencium baunya, maka ia adalah seorang pelaku zina"
Lha, kan tergantung niat?? Gimana dong kalau baunya malah menyengat? Hijabers, memakai wewangian disini adalah memakai wewangian yang baunya tercium dari jarak jauh. Yang mana baunya menyengat dan malah menggoda kaum yang lain, seperti badak jantan, harimau jantan, elang jantan, buaya jantan, dan... #
nah lho!? Oleh karena itu, untuk menghilangkan bau badan, pakailah wewangian seadanya. Pakailah deodorant, bedak, dan hand and body atau semisalnya. Untuk parfum, hindari yang berbau menyengat dan pemakaian berlebihan. Yang mengandung alkohol juga tidak OK lho. Kalau bisa pakai parfumnya sedikit saja. Lebih baik lagi jika tidak menambahkan parfum. Tidak masalah juga jika terbau dari jarak dekat saja, misalnya terbau wangi jika sudah sejengkal jaraknya dari hidung.
6. Tidak menyerupai pakaiannya lelaki
Sudah jelas lelaki dan perempuan itu berbeda. Walau sekarang marak yang namanya persamaan gender, toh wanita tetap tidak OK jika terlihat seperti lelaki.
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari kaum tersebut." (HR. Ahmad)
Hijabers, tentunya kita tidak mau kan menjadi bagian dari kaum yang dimurkai Allah??? :o
8. Bukan termasuk pakaian yang ditujukan untuk kesombongan
Nah, oleh karena inilah kita tidak dianjurkan terlalu berleihan dan bermewah-mewah dalam berpakaian. Gunakanlah pakaian yang nyaman dan sederhana. Tapi hijabers, kita juga harus bisa menempatkan pakaian yang kita pakai dengan kondisi dan keadaan. Pastinya jika kita diundang ke pesta pakailah pakaian yang sopan, berwibawa, dan bagus. Masa mau ke pesta pakai baju kaos? Kan ngga singkron. Terus, kalau ke kampus bawahnya pakai sepatu, jangan sendal jepit.
Lalu bagaimana dengan model jilbab gaul yang kita kenal akrab dengan sebutan hijab modern? Hijabers sekalian, tidak ada dalil yang menyaratkan model jilbab ini. Oleh karena itu, tidak masalah merias jilbab dengan model yang kita sukai selama TIDAK BERTENTANGAN DENGAN 8 SYARAT DIATAS. Mau penitinya disamping, diatas, ataupun dibelakang, selama masih memenuhi 8 syarat tersebut, tidak masalah. Namun, tetap saja, niatnya bukan macam-macam, ya :)
Kembali ke pembahasan awal, hijab adalah tugas dari Allah. Oleh karena itu, untuk membuat tugas ini, bukan sekedar mengerjakannya, tapi juga melengkapi kriterianya. Masa untuk kalkulus kita rela pontang-panting kesana-kemari agar lulus, sementara untuk Allah kita malah menyepelekan dan banyak alasan? Hey, Allah jauh lebih diatas dari Si Dosen.
Oke hijabers, sekian dulu dari saya, tulisan ini saya ringkas dari tausyiah yang sempat saya dengar sebelumnya. Marilah kita sama-sama memperbaiki hijab yang sudah melekat pada diri kita ini. Tidak masalah jika masih banyak kekurangan, yang penting semakin lama semakin baik.
{Berhubung saya bukan ahli fiqh, hanya "setitik debu" yang ingin berbagi, jadi mohon kritikannya jika ada kesalahan dalam penyampaian ini, wallahua'lam}