Terkadang kita terlalu fokus pada hal-hal yang besar sehingga menyepelekan hal-hal remeh. Apalagi soal cinta, lebih dirasai jika cinta itu terbukti dalam kejadian-kejadian yang spesial. Namun, bukan berarti cinta tidak mengalir dalam keseharian. Hanya saja kadang kita tidak menyadari dalam hal kecil ada cinta yang besar.
Ya, keseharian, yang sangking seringnya terjadi malah membuat kita terlupa. Yang tidak diabadikan dalam foto dan video.
Suatu hari, aku pulang dari asrama dan menikmati libur di rumah. Ayah sengaja menyisakan satu buah mangga dari hasil panen pohon mangga depan rumah untukku. Hanya satu memang. Namun karena sudah dasarnya pemalas, aku tak jua kunjung mengupas mangga itu. Sehari di kulkas, dua hari di kulkas, dan tersembunyi.
Lho!?
Ya, tersembunyi. Karena ayah berpikir jika mangga itu didapati adikku yang kecil, nanti dia minta dan tidak ada lagi bagian untukku.
Hari ketiga aku di rumah. Siang yang panas, aku asyik menonton TV di ruang tengah ketika ayah tiba-tiba datang dengan mangga itu, pisau, dan mangkuk. Alangkah malunya (sebagai anak perempuan) ayah kemudian mengupasi mangga itu dan menyuruhku memakannya sambil berkata, "Makanlah, nanti kelihatan sama adek, uni ngga dapat lagi."
Ketika itu aku hanya nyengir dan langsung melahap mangga yang manis dan nikmat itu. Nyammiiii....
Sepele sekali mungkin. Dan bukan sekali dua kali ayah melakukan hal demikian untukku. Bagiku itu adalah bentuk kasih sayang ayah yang tak terhingga.
Aku bukan pecinta mangga. Karena itulah aku malas mengupasnya. Ayah pun tahu aku malas mengupas kulitnya. Namun ayah dengan segala cintanya ingin aku juga menikmati mangga itu seperti adik-adikku. Menikmati apa yang kemarin-kemarin sempat dinikmatinya. Menikmati segarnya hasil pohon kami dan bergizinya buah-buahan.
2 Hari sebelum ulang tahun ayah, 22 November 2013
0 komentar:
Posting Komentar