Miliaran manusia yang hidup di bumi ini diciptakan dengan keunikan masing-masing. Memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Ada orang yang apabila bernyanyi suaranya melenakan sangking merdunya. Tapi ada pula orang yang apabila menyanyi sama saja kedengarannya dengan ketika berbicara. Pada sisi lain, ada orang yang mampu menyelesaikan rumitnya soal kalkulus, tapi ada pula yang mengali-ngali saja sudah menyerah. Perbedaan sedemikian rupa membuat hidup di dunia lebih berwarna. Kemampuan manusia yang berbeda-beda menjadikan setiap manusia yang hakikatnya makhluk sosial saling melengkapi.
Pada kenyataannya tak semua manusia mampu mengembangkan potensinya. Padahal, potensi yang dikembangkan dengan baik dapat menjadikan seorang manusia sukses mengarungi halang rintang kehidupan. Banyak faktornya, mulai dari faktor keberuntungan, kesempatan, bantuan dari luar, dan lainnya. Tapi ada satu faktor yang begitu genting membuat seorang manusia tak mampu melejitkan potensinya, yakni manusia tersebut tidak mengenali dirinya sendiri.
Banyak sekali manusia yang tak mengeri kelebihannya sendiri, kekurangannya sendiri, bahkan passion-nya sendiri. Padahal, jauhnya kita mengenal diri sendiri menjadi point penting dalam memperkirakan jauhnya perencanaan dalam meraih kesuksesan. Kadang kala ada orang yang punya bakat luar biasa namun tak menyadari bahwa dengan potensi tersebut ia dapat melakukan hal yang luar biasa, hingga potensinya terpendam dan tidak lama-lama mati.
Manusia sendiri diciptakan oleh Allah dengan potensi utama, yakni hati, akal, dan jasad. Potensi tersebut menjadikan manusia lebih dari makhluk Allah lainnya. Untuk itu, manusia ditugaskan dua amanah, yakni ibadah dan khalifah. Manusia sendiri diberi kebebasan apakah akan melaksanakan amanah tersebut atau malah ingkar terhadap amanah tersebut.
Di luar potensi utama manusia tersebut, ada potensi-potensi lain yang membuat seorang manusia unggul dibandingkan manusia lainnya. Bukan hanya orang yang sepanjang hidupnya menjadi juara yang dikaruniai potensi, tapi juga manusia pada posisi terlemah sekalipun, telah dikaruniai potensi hebat. Bukan hanyapenemu dalam bidang science, tapi orang yang kerjanya hanya mendengar curahan hati orang lainpun, termasuk potensi dalam dirinya.
Banyak sekali teori-teori psikologi yang menggambarkan betapa kayanya jenis potensi yang berbeda-beda pada manusia. Mulai dari banyaknya jenis kepribadian hingga kecerdasan majemuk. Dari sini tampaklah bahwa setiap manusia itu memiliki keunggulan masing-masing.
Disinilah peran manusia dalam mengenali dirinya sendiri sangat besar. Manusia hendaknya tahu, apa bakatnya, kecerdasan apa yang ia miliki, bagaimana karakternya, serta kekurangan dan kelebihannya. Manusia harusnya menyadari batasan-batasan ia mampu melangkah maju.
Manusia sendiri memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Seorang tokoh pendidikan dan psikologi dunia, Howard Gardner, mempekenalkan multiple inteligence dalam perkembangan manusia. Dimana manusia yang satu dan yang lainnya memiliki jenis kecerdasan yang berbeda. Ada manusia yang memiliki kecerdasan dalam menyelesaikan matematika dan logika, kecerdasan dalam mengolah kata-kata, kecerdasan memperkirakan ruang, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Macam-macam, bukan? Dengan berbagai jenis kecerdasan tersebut maka semua manusia pada hakikatnya cerdas. Namun, banyak sekali manusia yang tidak paham akan kecerdasannya sendiri sehingga tidak dapat mengembangkannya.
Selain itu, manusia juga harus tahu dengan pasti apa kelebihan dan kekurangannya. Ketika seorang manusia mengenali dengan baik kelebihan dan kekurangannya, maka ia akan dapat memaksimalkan kelebihan dan meminimalisir kekurangannya. Dengan kelebihannya, ia tahu apa saja yang dapat menunjang bakatnya. Dengan kekurangannya, ia tahu apa saja yang harus ia hindari. Dengan begitu ia dapat memperkirakan apa yang akan dihadapinya dan menyelesaikan hambatan yang ada di depannya. Namun, kerap manusia tidak benar-benar melihat pada dirinya sehingga ia tak menyadari kelebihan dan kekurangannya yang sesungguhnya.
Untuk itulah, mengenali diri sendiri adalah point paling penting dalam merencanakan kesuksesan. Mengenali diri sendiri adalah tahap pertama melakukan perubahan dan maju untuk mencapai tujuan. Manusia perlu tahu dengan pasti bidang apa yang benar-benar menjadi passion-nya. Bukan sekedar ikut-ikutan teman atau kata orang tua.
Maka karena itu, mulailah melihat pada diri kira. Tanyakan pada diri kita berbagai pertanyaan yang menyatakan siapa kita? Pastikan kita benar-benar mengenali diri sendiri dan pastikan jalan yang akan kita lalui mulus untuk kita lewati.
Diri kita, jika bukan kita yang lebih mengenalnya, maka siapa lagi?
0 komentar:
Posting Komentar