Aku terhenti pada altar hatiku yang bisu
Kaki yang sejak tadi menapak tak kuasa melangkah lagi
Bibirku pun bergumam sibuk bertanya pada kepala
Tapi kepala diam…
Justru mengisyaratkan tangan agar mengais-ngais bata
Namun mataku tak pernah percaya pada tangan
Dua bolanya hanya memandang kosong
Dan kakiku hanya memaki-maki mataku
Jiwaku resah, sungguh konflik
ini menyembunyikan pintu keluar
ini menyembunyikan pintu keluar
Ya,
Jalan di depan… buntu
0 komentar:
Posting Komentar