Syiar merupakan upaya untuk memperkenalkan berbagai hal dalam Islam kepada umat Islam sendiri yang pada kenyataannya masih minim pengetahuannya terhadap agama Islam maupun pada umat bukan Islam. Syiar mempunyai posisi dalam mengubah masyarakat umum menjadi masyarakat semi-afiliasi kepada Islam. Syiar itu bukan sesuatu yang kaku, namun dinamis, dapat berubah sesuai kebutuhan dan kondisi.
Di Forum Studi Kedokteran Islam KM FK Unand, kita mengenal syiar-syiar berbasis event. Ceriwis, Perikarditis, Bedah Shirah, Medis Praktis, dan lainnya. Banyaknya agenda event cukup alot membuat beberapa departemen harus saling mengalah dalam penyusunan time schedule global. Bahkan terkadang beberapa event tidak jadi dilakukan karena adanya event dari departemen lain.
Event bersifat syiar di FSKI kebanyakan dilaksanakan setiap blok. Waktu yang dipakai biasanya sore, sekitar jam setengah lima sampai menjelang maghrib. Untuk mengangkatkan event ini tidak pula semudah membalikkan telapak tangan. Perlu perizinan yang jelas dari dekanat, pencarian gedung yang harus rutin difollow up, belum lagi acara-acara tandingan dari UKM lain yang jauh lebih menarik, pencarian pemateri, waktu yang juga harus disesuaikan dengan sedemikian rupa, dan banyak lagi tantangan-tantangan dalam mengangkatkan event ini.
Hasilnya, event yang dibuat seringkali dengan perencanaan yang tidak matang. Gedung dan pemateri didapatkan sudah menjelang acara. Waktu publikasi menjadi sempit, bahkan ada yang pamfletnya fix hanya tiga hari sebelum event diangkatkan. Dan yang paling miris adalah jumlah peserta. Dari ribuan civitas akademika FK Unand, yang hadir hanya puluhan. Itupun seringkali orangnya itu-itu saja ditambah pengurus FSKI yang memang dipanggil untuk meramaikan.
Sekarang pertanyaannya, dalam mengangkatkan syiar event yang frekuensinya satu kali satu blok ini, siapakah target syiar yang kita inginkan? Harusnya target syiar bukan 'orang yang itu-itu saja ditambah pengurus FSKI yang memang dipanggil untuk meramaikan' tadi. Melainkan seluruh civitas akademika FK Unand yang jumlahnya ribuan seperti disebutkan diatas. Syiar haruslah sebisa mungkin disampaikan pada yang 'ribuan' ini, bukan sekedar pada yang 'puluhan' saja. Syiar harus merangkul seluruh kalangan, mulai dari anak alim, anak cupu, anak gaul, dosen, koass, sampai tukang jual buah di kampuspun mestinya ikut terkena percikan syiar kampus ini. Syiar harus disampaikan kepada seluruhnya, bahkan kalau bisa seluruh civitas akademika juga aktif berpartisipasi dalam syiar ini sendiri. Selain itu syiar juga harus turut menaikkan eksistensi dari FSKI ini sendiri.
Sementara event yang diadakan, mungkin menarik, namun hanya bagi kalangan tertentu saja. Event tidak bisa menjamin syiar yang ingin disampaikan itu sampai ke seluruh target syiar di FK Unand karena peserta yang datang tidak dapat mewakili seluruh civitas akademika, tidak sampai setengahnya bahkan seperdelapannya dari semua target syiar ini sendiri. Karena itu, masih efektifkah syiar event ini diangkatkan?
Disinilah syiar
FSKI harusnya berbenah. FSKI sebagai jantung syiar Islam di FK
Unand harusnya berpikir lebih global (global dalam tataran KM). Ketika rapat
departemen, harusnya yang dibahas bukan proker mana lagi yang belum diangkatkan?
Bukan indikator mana yang belum tercapai? Bukan sesempit itu. Namun mulailah
untuk berpikir seperti sistem pembelajaran di FK, Problem Based Learing. Disini bisa
diganti dengan Problem Based Syiar.
Ketika kita
berpikir secara Problem Based Syiar, maka yang akan terbahas saat rapat adalah, kasus apa
yang ada di kampus yang harus dibenahi? Bagaimana caranya agar syiar ini sampai
ke klinik, ke dosen, dan lain-lainnya? Bagaimana agar syiar ini merangkul semua
tipe kalangan mahasiswa FK Unand? Bagaimana agar anak-anak gaul disana yang tidak tertarik hadir ke event-event FSKI juga kena percikan syiar FSKI? Bagaimana agar civitas akademika FK Unand yang bukan anggota FSKI dapat turut berpartisipasi dalam syiar ini? Bagaimana agar syiar ini menjadi menarik sehingga kehadirannya dinanti-nanti massa FK Unand? Bagaimana agar seluruh FK Unand ini merasa bahwa FSKI itu ada untuk mereka? Syiar seperti apa yang sebenarnya diminati oleh warga KM?
Lantas, diatas sudah disinggung bahwa syiar itu sendiri bukanlah hal yang kaku. Sangat dinamis dan menuntut tindak kreatif kita sebagai aktivis dakwah. Jika jelas-jelas event yang diangkatkan tiap blok tidak mampu merangkul seluruh target syiar, tidak mampu menjadi media yang tersampaikan kepada seluruh warga di pelosok KM FK Unand, mengapa tidak dibuat inovasi lain yang lebih efektif, efisien, dan menarik bagi target syiar kita? Apakah dengan efektivitas yang rendah ini event yang dilaksanakan setiap blok akan masih menjadi tradisi dalam syiar kampus kita?
Ya, sudah saatnya kita berpikir kreatif. Berfikir melampaui batas ruang dan waktu. Berfikir tanpa dikekang oleh tradisi, tanpa terikat oleh pendahulu-pendahulu kita. Berpikir untuk masa kini, bukan setahun atau dua tahun yang lalu. Berpikir bukan sekedar untuk melanjutkan perjuangan tapi merenovasi perjuangan itu agar menjadi lebih bagus dan lebih bagus seiring bertambahnya waktu.
Lantas, diatas sudah disinggung bahwa syiar itu sendiri bukanlah hal yang kaku. Sangat dinamis dan menuntut tindak kreatif kita sebagai aktivis dakwah. Jika jelas-jelas event yang diangkatkan tiap blok tidak mampu merangkul seluruh target syiar, tidak mampu menjadi media yang tersampaikan kepada seluruh warga di pelosok KM FK Unand, mengapa tidak dibuat inovasi lain yang lebih efektif, efisien, dan menarik bagi target syiar kita? Apakah dengan efektivitas yang rendah ini event yang dilaksanakan setiap blok akan masih menjadi tradisi dalam syiar kampus kita?
Ya, sudah saatnya kita berpikir kreatif. Berfikir melampaui batas ruang dan waktu. Berfikir tanpa dikekang oleh tradisi, tanpa terikat oleh pendahulu-pendahulu kita. Berpikir untuk masa kini, bukan setahun atau dua tahun yang lalu. Berpikir bukan sekedar untuk melanjutkan perjuangan tapi merenovasi perjuangan itu agar menjadi lebih bagus dan lebih bagus seiring bertambahnya waktu.
Kembali kepada syiar, media syiar itu bermacam-macam, bukan satu-satunya event
saja. Masih banyak manuver lain yang bisa kita buat untuk menyampaikan syiar keseluruh elemen kampus. Kita bisa ATM, amati, tiru, modifikasi dari kegiatan kampus lain yang lebih efektif dari syiar kita. Kita bisa mencari ribuan referensi dari syiar-syiar lain yang ada di pelosok bumi ini. Kita tidak terikat hanya pada syiar organisasi yang pernah kita ikuti atau kita kenal. Kita bisa mencari ide bahkan dari belahan bumi lainnya. Lalu, kenapa kita berkutat pada apa yang ada tepat di depan mata kita saja?
Banyak sekali media syiar lain yang bisa dipakai dalam mencapai penyelesaian masalah dari syiar kampus kita. Media syiar yang cangkupannya lebih luas, media syiar yang nilai plusnya lebih banyak.
Banyak sekali media syiar lain yang bisa dipakai dalam mencapai penyelesaian masalah dari syiar kampus kita. Media syiar yang cangkupannya lebih luas, media syiar yang nilai plusnya lebih banyak.
Contohnya,
souvenir. Bisa jadi stiker, pembatas buku, yang desainnya dibuat menarik dan eyecatching serta diselipkan
syiar didalamnya. Dibagikan secara gratis sehabis tutorial oleh seluruh
pengurus FSKI sambil menebar senyum dan menanyakan kabar saudara seiman yang
tidak tercelup ke dalam FSKI. Banyangkan betapa banyak nilai plusnya. Syiar
sampai kepada lebih banyak orang dibanding jumlah peserta kegiatan event,
silaturahim pengurus dan nonpengurus terbina, logo dan nama FSKI turut tersebar
kemana-mana sehingga eksistensi FSKI bertambah, tidak terikat waktu dan tempat, tidak terikat peraturan dari pihak
yang lebih berkuasa, dan masih banyak lagi manfaat-manfaat lain.
Bisa juga
melalui peringatan hari-hari besar. Pada hari guru misalnya, kita bisa
mengadakan pembagian bunga kepada dosen yang disertai dengan ucapan terimakasih
dari FSKI. Atau sekedar SMS, namun agaknya SMS ini tingkat menariknya standar sekali. Bisa juga dibuat karangan bunga atau spanduk yang
bertuliskan ucapan selamat hari guru dan sebagainya. Bukankah dengan begitu
malah turut serta terbina hubungan baik FSKI dan dosen? Selanjutnya hari pahlawan, hari
kemerdekaan, hari pendidikan nasional, hari dokter nasional, bahkan hari AIDS Internasional, jangan sampai FSKI tidak turut
serta menunjukkan eksistensinya.
Atau hari besar
Islam, Idul Adha. FSKI bisa membuat kegiatan KM Berqurban dengan mengumpulkan
iuran dari tiap kelompok atau angkatan atau UKM untuk membeli hewan qurban. Toh jika disanggupi, kita bisa mengadakan qurban sendiri di kampus atau menitipkan hewan qurban kita ke masjid terdekat.
Hari Kartini, hari ibu, hari valentine, bisa jadi diangkatkan pula oleh bidang keputrian. Kita bisa mengangkatkan ajang yang serupa Miss Indonesia dengan amati tiru modifikasi tadi. Atau memilih mahasiswa muslim teladan di FK Unand.
Goro masjid,
azan di masjid, FSKI bisa melibatkan UKM lain. Bisa dibuat goro masjid yang pesertanya bukan dari
utusan tiap departemen di FSKI tapi dari tiap divisi di seluruh UKM FK Unand,
BEM, DPM, atau kelompok atau angkatan. Azan di masjid bisa dibuat jadwalnya,
misalnya hari Senin UKM X, Selasa UKM Y, dan seterusnya.
Ada lagi pemanfaatan media sosial. Fanpage yang bisa dibuat khusus untuk membahas issue-issue Islam. Didalamnya kita bisa menciptakan tokoh sendiri misalnya, Si Harun, Penjawab segala gunjang-ganjing Islam, yang nantinya menjadi penjawab dan pengatur diskusi pada fanpage. Atau bisa dibuat manuver-manuver kreatif lain seperti komik mini dari FSKI yang bisa di post di media-media sosial, atau video-video pendek yang berisi nasihat, atau sekedar pamflet nasihat yang ditempel di mading.
Ada lagi pemanfaatan media sosial. Fanpage yang bisa dibuat khusus untuk membahas issue-issue Islam. Didalamnya kita bisa menciptakan tokoh sendiri misalnya, Si Harun, Penjawab segala gunjang-ganjing Islam, yang nantinya menjadi penjawab dan pengatur diskusi pada fanpage. Atau bisa dibuat manuver-manuver kreatif lain seperti komik mini dari FSKI yang bisa di post di media-media sosial, atau video-video pendek yang berisi nasihat, atau sekedar pamflet nasihat yang ditempel di mading.
Banyak sekali
media yang bisa dipakai untuk syiar. Jika ada yang berpikir menghasilkan manuver syiar yang produktif itu sangat bergantung pada biaya yang besar, maka itu adalah pemikiran yang sempit. Gali lagi ide kreatif kita. Carilah cara untuk mem-press biaya yang diperlukan sehingga syiar yang dihasilkan tetap menarik dan tetap menjangkau. Lagipula dakwah kan memang akan mengambil dari harta
kita, waktu kita, tenaga kita, namun Allah sudah janji akan membalasnya. Jadi kenapa harus
dikhawatirkan?
Maka mulailah
untuk tidak berpatok pada indikator keberhasilan tapi pada fakultas ini. Pada
kampus yang ingin kita jadikan madani ini. Pada almamater yang kalau bisa satu
FK ini nantinya bertemu di syurga nanti.
Event cukup diangkatkan satu kali satu semester saja. Namun event yang diangkatkan benar-benar event yang dipersiapkan dengan maksimal, dipromosikan
dengan gencar, dan dibuat semenarik mungkin. Harapannya, jika tidak terlalu
sering tapi lebih matang, sehingga peserta yang diharapkan hadir juga
lebih banyak. Selebihnya carilah media lain yang lebih efektif dari pada pengangkatan sebuah event.
Jadi mulai dari sekarang, berpikirlah untuk syiar yang lebih jauh cangkupannya, syiar yang lebih
merangkul seluruh civitas akademika FK Unand, syiar yang lebih menarik, syiar
yang lebih diterima warga KM, syiar yang kreatif, syiar yang efektif dan
efisien. Mulailah mengganti cara-cara yang tidak lagi efektif pada masa kini. Mulailah bersyiar dengan dinamis, tidak seratus persen terpaku pada generasi-generasi sebelumnya saja. Dan yang paling penting, bersyiar berdasarkan target syiar, berdasar kebutuhan mereka, berdasar minat mereka, dan berdasar jumlah mereka.
Semangat
dakwah!
Allahuakbar!
0 komentar:
Posting Komentar