Jumat, 12 Desember 2014

Dandan dan Islamic 21, Mengungkap Tabir Kecantikan Wanita dan Peradaban Islam di Eropa

Catatan Unknown pada 9:10 PM

Minggu, 7 Desember 2014 masih dalam rangkaian acara IMF 2014 diadakan DANDAN (Dauroh  ini dari Keputrian) dan Islamic 21 di Gedung I FK Unand. Dandan yang dimulai pukul 08.30 mengusung tema “Get Beauty and Healthy in Islam: Mengungkap Tabir Kecantikan Muslimah” deperuntukkan bagi muslimah. Dalam acara tersebut dihadirkan dua pemateri luar biasa, dr. Ennesta Asri, Sp.KK (dokter spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin) dan Ustadzah Neneng (ahli kosmetik). Acara dibuka oleh Wakil Dekan III FK Unand. Lalu dimulai dengan penyampaian materi oleh pemateri serta talkshow yang  dilanjutkan dengan Beauty Class.
Pada acara DANDAN, dibahas tentang kesehatan kulit, manfaat hijab dan wudhu terhadap kulit, pemakaian kosmetik yang sehat, hukum memakai kosmetik bagi kaum hawa, serta pengenalan kosmetik yang kerap digunakan sehari-hari. Peserta yang memenuhi Gedung I tampak antusias mendengarkan materi. Diakhir acara, diumumkan pemenang dari IMF Mencari Bakat serta penampilan dari tiap pemenang.
Masih di Gedung I, pada pukul 13.35, peserta ikhwan mulai tampak memenuhi ruangan. Rangkaian acara dilanjutkan dengan Islamic 21, nonton bareng film 99 Cahaya di Negri Eropa, film yang merupakan adaptasi dari  novel yang ditulis oleh Hanum Salsabila. Acara dibuka dan dipandu oleh Abdul Rahman (Pendidikan Dokter 2012) . Peserta yang datang dibekali dengan segelas minuman dan pop corn oleh panitia.

Setelah film selesai, peserta dipersilahkan istirahat dan sholat Ashar. Acara dimulai kembali setelahnya dengan penyampaian ibrah dan komentar oleh Ustadz Fadlan Mustika, Lc. “Kota Istanbul, di Turki dulunya bernama Islambul dimana “bul” berarti suatu ajakan. Islambul  diubah menjadi istanbul oleh seorang yahudi  yang menyamar menjadi seorang muslim bernama Mustafa Kemal. Negara barat berusaha memadamkan islam dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melarang muslimah yang sedang berkuliah di universitas negeri di Jerman untuk menggunakan jilbab. 
Pada suatu adegan, dimana Hanum, Rangga, Ayse, dan suaminya makan di sebuah restoran, terdapat suatu hal yang perlu dikoreksi yaitu saat salah seorang dari mereka makan dengan menggunakan pisau dan garpu. Pisau dipegang dengan tangan kanan dan garpu diletakkan di tangan kiri sehingga ketika akan menyuapkan makanan ke mulut, ia menggunakan tangan kiri. Padahal, kita tahu bahwa haram hukumnya makan dengan menggunakan tangan kiri.” Ungkap Ustadz ketika mennjelaskna ibrah dari film tersebut. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Se-kepinghati | Powered by Blogger
Blogged by Intan Evrt | Blogger Template by Se-kepinghati Corporation