-Ditulis oleh Ines Selfina pada Dawa' Mini Edisi 1 - Juni 2014 Thn XV-
Tidak
terasa hanya dalam hitungan beberapa hari lagi, pesta sepak bola terakbar
sejagad raya akan segera mengguncangkan dunia beserta seluruh penghuninya. Gegap
gempita dan sorak sorai akan turut menghiasi layar kaca. Selain siaran
televisi, media lain seperti koran, majalah, dan dunia maya pun tak mau
ketinggalan. Twitter, facebook, instagram, youtube, bukanlah suatu hal yang
mustahil piala dunia akan mengambil posisi utama di sana. Topik pembicaraan
seputar World Cup tak dapat kita pungkiri,
mulai dari skor pertandingan, man of the
match, pemain yang cidera, serta luapan kegembiraan karena tim favorit
menang akan terdengar dimana-mana.
Bulan
Juni tahun ini bukanlah Juni biasa. Mengapa? Karena di Juni kali ini masyarakat
dunia disuguhkan dengan 2 moment
favorit sepanjang zaman, piala dunia dan piala akhirat.
Piala
dunia? Seperti yang sudah dijelaskan, pesta sepak bola terbesar yang dimiliki
dunia. Pembukaan piala dunia akan berlangsung pada tanggal 12 Juni 2014 waktu
Brazil atau 13 Juni 2014 pukul 03.00 WIB. Seperti biasa, jadwal pertandingan
piala dunia berlangsung pada malam hari. Ada yang dimulai pada pukul 23.00 WIB,
02.00 WIB, 03.00 WIB, bahkan ada pula pertandingan yang baru dimulai pukul
05.00 WIB. Dipandang dari segi kesehatan, saat-saat tersebut merupakan waktu
terbaik bagi tubuh untuk beristirahat dari segala aktifitas. Jika seseorang
ingin menyaksikan piala dunia, berarti ia harus berani mengambil resiko
begadang. Begadang memang menyenangkan bagi sebagian orang. Tapi apakah kita
tidak memikirkan dampak selanjutnya. Berkemungkinan besar kita merasa lelah dan
mengantuk pada pagi atau siang harinya ketika aktifitas menuntut tubuh untuk
bekerja keras.
Jika
untuk menonton piala dunia saja seseorang rela bangun tengah malam, bagaimana
dengan shalat tahajud? Mensucikan diri kemudian bersujud pada Tuhan di
keheningan malam sejatinya merupakan sesuatu yang nikmat. Coba renungkan. Jika
memenuhi “panggilan” tim favorit saja kita rela mengorbankan waktu kita,
mengapa tidak untuk “panggilan cinta” dari Tuhan. Shalat tahajud memanglah
bukan sesuatu yang wajib. Tapi penawaran cinta dari Tuhan, enggankah kita
mengambil kesempatan itu?
Bagaimana dengan piala akhirat? Piala akhirat
merupakan hadiah yang diberikan Allah kepada orang-orang bertakwa, kepada hamba-Nya
yang senantiasa menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan-Nya. Orang-orang
yang senantiasa melakukan amalan kebaikan di sepanjang hayatnya. Terkhusus di
Juni ini, Allah menyediakan 1 bulan spesial yang keutamaannya melebihi
bulan-bulan lainnya. Ramadhan. Bulan penuh berkah, ampunan, dan lautan pahala.
Ramadhan tahun ini, akan jatuh pada akhir Juni ini hingga akhir Juli nanti. Terlebih
dari itu, di 10 hari terkahir Ramadhan, Allah mengistimewakan sebuah malam
yaitu Lailatul Qadar yang
kemuliaannya setara dengan ibadah seribu bulan. 1 hari = 1000 bulan. Kapan
lagi? Sadarkah kita bahwa ini adalah tiket emas. Tiket emas yang dapat menghantarkan
kita pada penerimaan piala akhirat.
Kalau piala dunia, yang berhasil
mendapatkan piala adalah tim yang menang dong, bukan tim yang kalah apalagi
cuma supporternya. Dengan kata lain yang mendapatkan piala ya pemainnya, bukan
penontonnya. Melirik jadwal piala dunia tahun ini, dari
babak 16 quarter final hingga final nanti bertepatan dengan jatuhnya bulan Ramadhan.
Wah, itu merupakan puncak-puncaknya euphoria sepak bola. Memang tak bisa
dipungkiri, ketika tim favorit kita menang kita pun akan merasa senang.
Seolah-olah kita merasa bagian dari tim yang menang tersebut. Padahal setelah
pertandingan berlalu kita baru menyadari kemenangan mereka tidak memberi dampak
apa-apa bagi kita. Coba kita renungkan piala akhirat. Dengan melakukan amalan
ibadah dan kebaikan, kita adalah pemain utamanya. Jika pemain berhasil
memenangkan pertandingan, tentu piala yang ia dapatkan. Piala ini bukanlah
piala yang diberikan oleh gubernur, presiden negara, bahkan presiden FIFA
sekali pun. Piala ini dihadiahkan langsung oleh Tuhan, sang Penguasa Alam
Semesta.
Tidak
ada jaminan kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun depan, bahkan tidak
ada yang bisa menjamin kita berjumpa dengan Ramadhan tahun ini. So, what can we do? Amar ma’ruf nahi munkar sedini mungkin, karena sesungguhnya
memperbanyak ibadah dan amal soleh bukan hanya di bulan Ramadhan saja tetapi di
semua bulan. Allah tak akan luput kesaksiannya terhadap segala gerak-gerik kita.
Allah tak akan kehilangan satu detik pun untuk mengetahui isi hati kita. Segala
perbuatan kita akan dipertanggung jawabkan di hari pembalasan kelak.
Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S.Al Zalzalah ayat 7-8, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa
yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula.”
Brace yourself! Piala dunia akan menyedot sebagian
besar perhatian masyarakat bumi. Mau piala dunia atau piala akhirat? Atau kedua-duanya?
Kembali pada pribadi masing-masing J Wallaahu’alam
bissawwab.
0 komentar:
Posting Komentar