Sabtu, 26 Juli 2014

Piala Dunia Vs Piala Akhirat

Catatan Unknown pada 12:21 PM
-Ditulis oleh Ines Selfina pada Dawa' Mini Edisi 1 - Juni 2014 Thn XV-


Tidak terasa hanya dalam hitungan beberapa hari lagi, pesta sepak bola terakbar sejagad raya akan segera mengguncangkan dunia beserta seluruh penghuninya. Gegap gempita dan sorak sorai akan turut menghiasi layar kaca. Selain siaran televisi, media lain seperti koran, majalah, dan dunia maya pun tak mau ketinggalan. Twitter, facebook, instagram, youtube, bukanlah suatu hal yang mustahil piala dunia akan mengambil posisi utama di sana. Topik pembicaraan seputar World Cup tak dapat kita pungkiri, mulai dari skor pertandingan, man of the match, pemain yang cidera, serta luapan kegembiraan karena tim favorit menang akan terdengar dimana-mana.

Bulan Juni tahun ini bukanlah Juni biasa. Mengapa? Karena di Juni kali ini masyarakat dunia disuguhkan dengan 2 moment favorit sepanjang zaman, piala dunia dan piala akhirat.
Piala dunia? Seperti yang sudah dijelaskan, pesta sepak bola terbesar yang dimiliki dunia. Pembukaan piala dunia akan berlangsung pada tanggal 12 Juni 2014 waktu Brazil atau 13 Juni 2014 pukul 03.00 WIB. Seperti biasa, jadwal pertandingan piala dunia berlangsung pada malam hari. Ada yang dimulai pada pukul 23.00 WIB, 02.00 WIB, 03.00 WIB, bahkan ada pula pertandingan yang baru dimulai pukul 05.00 WIB. Dipandang dari segi kesehatan, saat-saat tersebut merupakan waktu terbaik bagi tubuh untuk beristirahat dari segala aktifitas. Jika seseorang ingin menyaksikan piala dunia, berarti ia harus berani mengambil resiko begadang. Begadang memang menyenangkan bagi sebagian orang. Tapi apakah kita tidak memikirkan dampak selanjutnya. Berkemungkinan besar kita merasa lelah dan mengantuk pada pagi atau siang harinya ketika aktifitas menuntut tubuh untuk bekerja keras.
Jika untuk menonton piala dunia saja seseorang rela bangun tengah malam, bagaimana dengan shalat tahajud? Mensucikan diri kemudian bersujud pada Tuhan di keheningan malam sejatinya merupakan sesuatu yang nikmat. Coba renungkan. Jika memenuhi “panggilan” tim favorit saja kita rela mengorbankan waktu kita, mengapa tidak untuk “panggilan cinta” dari Tuhan. Shalat tahajud memanglah bukan sesuatu yang wajib. Tapi penawaran cinta dari Tuhan, enggankah kita mengambil kesempatan itu?
 Bagaimana dengan piala akhirat? Piala akhirat merupakan hadiah yang diberikan Allah kepada orang-orang bertakwa, kepada hamba-Nya yang senantiasa menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan-Nya. Orang-orang yang senantiasa melakukan amalan kebaikan di sepanjang hayatnya. Terkhusus di Juni ini, Allah menyediakan 1 bulan spesial yang keutamaannya melebihi bulan-bulan lainnya. Ramadhan. Bulan penuh berkah, ampunan, dan lautan pahala. Ramadhan tahun ini, akan jatuh pada akhir Juni ini hingga akhir Juli nanti. Terlebih dari itu, di 10 hari terkahir Ramadhan, Allah mengistimewakan sebuah malam yaitu Lailatul Qadar yang kemuliaannya setara dengan ibadah seribu bulan. 1 hari = 1000 bulan. Kapan lagi? Sadarkah kita bahwa ini adalah tiket emas. Tiket emas yang dapat menghantarkan kita pada penerimaan piala akhirat.
Kalau piala dunia, yang berhasil mendapatkan piala adalah tim yang menang dong, bukan tim yang kalah apalagi cuma supporternya. Dengan kata lain yang mendapatkan piala ya pemainnya, bukan penontonnya. Melirik jadwal piala dunia tahun ini, dari babak 16 quarter final hingga final nanti bertepatan dengan jatuhnya bulan Ramadhan. Wah, itu merupakan puncak-puncaknya euphoria sepak bola. Memang tak bisa dipungkiri, ketika tim favorit kita menang kita pun akan merasa senang. Seolah-olah kita merasa bagian dari tim yang menang tersebut. Padahal setelah pertandingan berlalu kita baru menyadari kemenangan mereka tidak memberi dampak apa-apa bagi kita. Coba kita renungkan piala akhirat. Dengan melakukan amalan ibadah dan kebaikan, kita adalah pemain utamanya. Jika pemain berhasil memenangkan pertandingan, tentu piala yang ia dapatkan. Piala ini bukanlah piala yang diberikan oleh gubernur, presiden negara, bahkan presiden FIFA sekali pun. Piala ini dihadiahkan langsung oleh Tuhan, sang Penguasa Alam Semesta.
Tidak ada jaminan kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun depan, bahkan tidak ada yang bisa menjamin kita berjumpa dengan Ramadhan tahun ini. So, what can we do? Amar ma’ruf nahi munkar sedini mungkin, karena sesungguhnya memperbanyak ibadah dan amal soleh bukan hanya di bulan Ramadhan saja tetapi di semua bulan. Allah tak akan luput kesaksiannya terhadap segala gerak-gerik kita. Allah tak akan kehilangan satu detik pun untuk mengetahui isi hati kita. Segala perbuatan kita akan dipertanggung jawabkan di hari pembalasan kelak. Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S.Al Zalzalah ayat 7-8, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
Brace yourself! Piala dunia akan menyedot sebagian besar perhatian masyarakat bumi. Mau piala dunia atau piala akhirat? Atau kedua-duanya? Kembali pada pribadi masing-masing J Wallaahu’alam bissawwab. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Se-kepinghati | Powered by Blogger
Blogged by Intan Evrt | Blogger Template by Se-kepinghati Corporation