Kamis, 12 Februari 2015

Bukankah Jika Cinta Allah, Kau Akan Selalu Rindu untuk Bertemu dengan-Nya?

Catatan Unknown pada 12:35 PM
_Ditulis oleh Zahara Bunga Hadikusuma pada Dawa' Mini edisi 5 - November 2014 | Thn XV_

Belasan tahun yang lalu, seorang wanita yang sedang terpancar beragam macam emosi di wajahnya, -entah bahagia, entah takut, entah, cemas, entah terharu- mengalami suatu sejarah besar dalam hidupnya. Mulutnya terus berkomat-kamit, memohon kepada Allah, untuk keselamatan dan kesehatan dirinya dan seseorang yang berada dalam tubuhnya.
Ia akan melahirkan pahlawan kecilnya. Dan itulah engkau saat ini.
Saat yang bahagia, saat ia bisa menatap sosok mungil yang dititipkan Allah padanya. Atau saat yang mengiris hati, saat sosok mungil itu tak sempat bertemu dengan sang bidadari yang lebih dulu syahid menemui-Nya.
Apapun itu, sejak dari kita lahir ke dunia, Allah tak pernah membiarkan kita sendiri. Karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Dia mengetahui kita sangatlah lemah, belum mengetahui apapun tentang dunia, sehingga Dia hadirkan sosok ibu bersama kita. Melalui ibu, Allah menunjukkan betapa Ia mencintaimu, wahai hamba Allah.
Lalu beberapa tahun kemudian, engkau sudah mulai memahami sebahagian kecil dari dunia, dan beberapa tahun setelahnya lagi, engkau mulai memahami apa yang harus kau lakukan pada dunia, dan itulah engkau saat ini.
Lalu coba renungkan kembali, kenapa kita masih tetap hidup sampai saat ini? Kenapa otot jantungmu tak pernah berhenti berdetak untukmu? Kenapa paru-parumu terus-terusan menghirup oksigen demi dirimu? Apakah itu semua hanya serentetan peristiwa bertajuk kewajaran karena kita adalah manusia?

Saudaraku, Allah maha mengatur segala urusan. Apakah jantungmu itu akan terus berdetak dan paru-parumu terus bekerja jika Allah memintanya berhenti? Tidak. Sejatinya seluruh ciptaan Allah di alam semesta ini senantiasa tunduk pada-Nya. Ketika organ tubuhmu terus bekerja dengan baik untukmu, itu karena ketundukannya pada Allah. Itu semua terjadi atas kehendak Allah. Allah menjadikan engkau sehat agar engkau mampu memahami kebesaran Allah sehingga dengan itu terbitlah rasa kagum dan cinta di hatimu pada Sang Pencipta, agar engkau mampu merasakan betapa Allah mencintaimu.
Kini adalah masa disaat dunia mulai membuatmu terus-terusan mengikutinya. Dosa demi dosa terus engkau perbuat. Lalu disaat kita menyadarinya, lantas kita memohon ampun pada-Nya, lalu dengan kasih sayang dan sifat Maha Pemaaf-Nya, Allah pun mengampuni kita.
“Hai Hamba-hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar : 53)
   Lalu seperti sebuah lingkaran setan yang tak pernah berujung, kita terus mengulangi berbuat dosa dan terus mengulangi memohon ampun pada Allah. Sudah kesekian kalikah ini terjadi? Ya, namun Allah tak pernah bosan. Betapa mudahnya mendapat maaf dan ampunan dari Allah daripada sesama manusia.Namun jika kita masih punya hati, mungkinkah dan wajarkah kita jika terus-terusan menyakiti Zat yang begitu mencintai kita? Semoga kita sama-sama mau berjuang keras menghindari perbuatan yang tidak disukainya. Memang, sebagai manusia kita tak pernah luput dari dosa. Namun dengan senantiasa memohon ampunan-Nya, itulah yang paling Dia senangi.Betapa Allah mencintaimu, wahai hamba Allah.
Kemudian masalah, ujian, dan cobaan datang silih berganti. Engkau mulai merasa jenuh, hampa, tanpa seorangpun yang bisa memahami dan menemanimu. Namun ingatlah, sesungguhnya Allah senantiasa ada bersamamu, tak pernah jauh. Dia begitu dekat. Dia selalu memperhatikanmu, memperhatikan hamba-hamba-Nya. Maka dari itu curahkanlah seluruhnya pada Allah-mu, ceritakan setiap detailnya melalui doa-doa malammu, percayalah Allah selalu mendengar dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya.
“Sesungguhnya Rabbmu itu pemalu lagi pemurah, merasa malu apabila tidak mengabulkan doa kepada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, lalu dibiarkan dalam keadaan kosong. (HR. Muslim)
La tahzan wa laa takhaf. Janganlah sedih dan janganlah takut. “Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula benci kepadamu.” (QS. Ad Duha : 3) Dia adalah sebaik-baik  Penolong, sebaik-baik Pendengar, dan sebaik-baik Pelindung. Mengadulah pada Allah yang engkau cintai. Mengadulah pada Kekasihmu! Ketika Allah memberimu ujian dan cobaan, itulah saat ketika kesetiaan cintamu pada-Nya diuji, karena cinta terasa nikmat manakala kesetiaannya teruji. Itulah rahasia dibalik ujian yang diberikan-Nya. Agar kita berlari mendekati-Nya.. lalu lebih dekat.. dan semakin dekat.. hingga kita dan Dia tak lagi berjarak, membuatmu menyadari betapa Ia mencintaimu.
   Secercah demi secercah, engkau mulai terus memperbarui dan memperkuat keimanan dan kecintaanmu pada-Nya, karena engkau semakin menyadari tak ada satupun yg abadi kecuali cinta Allah pada kita, hamba-Nya. Sama halnya seperti mencintai seseorang, tatkala kita sudah mencintai Allah, bukankah kita selalu ingin untuk terlihat baik dihadapan-Nya? Ketika kita sudah mencintai-Nya, bukankah kita selalu rindu untuk berjumpa dan berada dekat dengan-Nya?
“Orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah”. (QS. Al Baqarah : 165)
“Dia (Allah) mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya”. (QS. Al Maidah : 54)
            Terlebih lagi, jika Allah telah mengasihi seorang hamba, maka dipanggil-Nya Jibril seraya berfirman, “Hai, Jibril! Sesungguhnya Aku mengasihi si Fulan, maka kasihi pulalah dia!” Lalu Jibril mengasihi orang itu. Kemudian dia berseru kepada penduduk langit, katanya, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengasihi si Fulan, maka kasihi pulalah dia oleh kalian semuanya!” Lalu penduduk langit mengasihi orang itu, kemudian cinta kasih itu sampai kepada penduduk bumi. (HR. Muslim) 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Se-kepinghati | Powered by Blogger
Blogged by Intan Evrt | Blogger Template by Se-kepinghati Corporation