Rabu, 18 Januari 2012

Kasih Sayang Ibu part 1

Catatan Unknown pada 10:50 PM 0 komentar
Angkot Dayeuh Kolot - Buah Batu, menepi di depan sebuah toko. Aku turun dan berganti angkot dengan jurusan Buah Batu - Kalapa. Aah, nyaman sudah duduk di angkot yang baru. Mulai kukeluarkan HP sembari menunggu angkot yang masih nge-tem menunggu penuhnya penumpang lain.

Satu-persatu masuk, angkot mulai ramai. Tersisa satu tempat duduk lagi, di kursi 4, paling ujung, paling dekat pintu. Angkot sudah hendak menyerah dan hendak pergi, ketika seorang ibu yang sedang menggedong anaknya setengah berlari menghampiri. Untunglah Si Supir berbaik hati otret kembali dan membiarkan ibu itu masuk. Dengan susah payah menggendong anaknya yang memiliki bobot cukup besar, Si Ibu naik dan duduk setengah pantat di bangku yang tersisa.

Angkotpun mulai berjalan, Si Ibu susah payah menggendong anaknya. Saat itulah aku mulai heran. Awalnya kupikir anak yang digendong Si Ibu masih balita. Namun setelah dicermati lagi, anak itu terlalu besar untuk balita. Tingginya setara anak kelas dua atau tiga SD.


Setelah beberapa penumpang turun, aku yang duduk di kursi panjang bergeser ke dekat kursi supir. Rasa penasaranku terhadap anak itu tak dapat kuacuhkan saja. Di posisiku yang baru, dengan leluasa dapat kulihat anak itu. Alangkah terkejutnya aku, anak itu bukan benar-benar bukan balita. Tampangnya sudah seperti remaja, dengan bibir maju dan air liur yang tak berhenti meleleh. Namun, kaki yang kecil tentu tak dapat menopang bobotnya. Apalagi tangannya tampak bengkok.

Di lubuk hatiku memang terpencar rasa kasihan begitu aku melihat anak itu. Namun, yang membuatku luluh bukanlah kecacatannya, melainkan sikap ibunya yang bisa dibilang kurus pendek. Ibunya dengan postur tubuh seperti itu dengan sabar menggendongnya, melap liurnya, mengipasinya, dan menutupinya dari paparan sinar matahari. Sesekali ibunya bertanya padanya apakah ia merasa pusing atau sakit. Anak itu tidak bisa bicara, hanya bisa mengedipkan dua kelopak matanya. Namun ibunya seakan mengerti, apapun yang diingini anaknya.

Sunggun menakjubkan...

Cerita ini mungkin agak membingungkan, tapi sungguh sangat sayang melupakan kejadiannya. Cinta ibu pada anaknya, yang terbukti nyata, karena ini bukan drama kolosal saja.

Sabtu, 14 Januari 2012

Lirik Dido - Thank You

Catatan Unknown pada 12:40 AM 0 komentar
Yang sering putar lagu ini dulunya adalah kakak sepupu saya. Waktu itu saya masih kelas 2 SD *mungkin*
Tapi setelah mengerti bahasa Inggris, jadi suka deh. Lagu lama padahal. hehe,,,

My tea's gone coldI'm wondrin why IGot out of bed at allThe morning rain clouds up my windowAnd I can't see at allAnd even if I could it'd all be graybut your picture on my wallIt reminds me that it's not so badIt's not so bad

I drank too much last nightGot bills to payMy head just feels in painI missed the bus and there'll be hell todayI'm late for work againAnd even if I'm there they'll all implyThat I might not last the dayAnd then you called meAnd it's not so badIt's not so bad

And I....want to thank youFor giving me the best day of my lifeOohh, just to be with youIs having the best day of my life

Push the door I'm home at lastAnd I'm soaking through and throughAnd then you handed me a towelAnd all I see is youAnd even if my house falls down nowI wouldn't have a clueBecause you're near me

And I....want to thank youFor giving me the best day of my lifeOooh, just to be with youIs having the best day of my life

I...want to thank youFor giving me the best day of my lifeOoohh, just to be with youIs having the best day of my life
Thank You :))Untuk seorang teman semua yang memberikan hari terbaik untuk saya....

Jumat, 13 Januari 2012

Tahukah Engkau

Catatan Unknown pada 3:26 PM 0 komentar

Hei...
Tahukah 'Engkau'
Betapa tiap detik kurasakan dera
Sakit, perih berkepanjangan
Sesak dadaku gemetar seluruh tubuhku
Kakiku yang tegap berdiri
Seakan kehilangan tulang
Hingga...
Terhempas tubuhku ke jalanan

Lalu, aku terseok
Bergeser dengan segala pedih lukaku
Mencari entah kemana
Tiang untuk berdiri kembali
Menguatkan tiap denting sendiku

Tapi...

Tahukah 'Engkau'?
Tiang-tiang itu pun menjauh dariku
Mencerca, menghina, mediskriditkan kehadiranku
Dan aku tetap saja terseok
Tak satupun berbelas kasih

Hai...
Tahukah 'Engkau'
Ini salahku yang telah mengabaikan-Mu
Hingga tiba deritaku barulah kuingat 'Engkau'
Yang dulu memberiku emas dan intan
Dan kini aku mencari-Mu
Untuk memohon ampunan dan maghfirah-Mu
Mengikis salah dan obsesiku

Karena kutahu, hanya kembali pada-Mu lah
tiang yang tepat untukku kembali berdiri~

Ampuni aku~~~

Puisi gaje ini ditulis di Samara, Padang, diantara hujan, 20/10/2013
 

Se-kepinghati | Powered by Blogger
Blogged by Intan Evrt | Blogger Template by Se-kepinghati Corporation